Amanat.id- Menjelang akhir semester genap 2021/2022, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang kembali diperbincangkan terkait kebijakan dosen yang mengganti Ujian Akhir Semester (UAS) menjadi pengadaan pagelaran. Kamis, (16/06/2022).
Beredar rekaman suara salah satu dosen UIN Walisongo yang diduga mengancam mahasiswanya untuk berpartisipasi dalam iuran.
“Tidak bayar berarti tidak ikut UAS, tandanya kamu tidak ikut berpartisipasi.” cuplikan hasil rekaman yang beredar.
Salah satu mahasiswa Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), N.A. membenarkan terkait beredarnya rekaman tersebut.
“Itu UAS seni budaya. Dosen PGMI. Karya yang bagus kan sudah dipilih terus disuruh bayar guna beli frame,” tuturnya.
Rabu malam (15/06/2022), pengguna akun twitter @uinwsfess memberikan kritik melalui poster terhadap kebijakan UAS di salah satu jurusan UIN Walisongo Semarang di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) yang mengharuskan mengadakan pagelaran dengan menarik iuran.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Senat Mahasiswa (SEMA FITK) UIN Walisongo, Izzul Haq B merasa kasihan karena hal tersebut terjadi di dua jurusan.
“Kasihan kawan-kawan kita. PIAUD. PGMI,” terangnya.
Ia juga menegaskan jika hal tersebut tidak ada dalam Rancangan Anggaran Biaya (RAB) jurusan.
“Jangankan RAB, Proposal saja tidak ada,” tulisnya saat dihubungi tim Amanat.id melalui Whatsapp.
Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan PIAUD, Bagus Faiz mengkonfirmasi sempat terjadi konflik namun sudah terselesaikan.
“Sempet ribut tapi Alhamdulillah bisa di selesaikan secara kekeluargaan,” ungkapnya.
Reporter: Nur Rzkn
(Telah direvisi)