
Amanat.id- Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LP2M) bekerja sama dengan Program Studi (Prodi) Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) menggelar Lokakarya Imsakiyah Ramadan 1443 H/2022 M di Gedung Planetarium lantai 2 Kampus 3 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Rabu (02/03/2022).
Menghadirkan Guru Besar Ilmu Falak, Slamet Hambali dan Doktor ilmu Falak, Ahmad Rofiudin, acara Lokakarya Imsakiyah ini diharapkan bisa menjadi acuan dalam penentuan awal Ramadan dan jadwal imsak untuk umat islam.
“Hasil yang nanti dirumuskan oleh para ahli bisa menjadi rujukan dan pedoman bagi umat Islam untuk melakukan amal ibadah dan penentuan awal bulan Ramadan,” kata Wakil Rektor III Arief Budiman, dalam sambutannya.
Lajnah Falakiyah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Slamet Hambali mengatakan bahwa kriteria penentuan hilal didasarkan pada kesepakatan Menteri Agama Brunai Darussalam, Indonesian, Malaysia dan Singapura (MABIMS) bila tinggi hilal 3 derajat dengan elongasi 6,4.
“Berdasarkan Seminar Internasional Fikih Falak tahun 2017, diperoleh kesepakatan bahwa kriteria hilal yg diterima yaitu bila tinggi hilal 3 derajat dan elongasi 6,4,” tuturnya.
Slamet Hambali menjelaskan bahwa berdasarkan perhitungan yang dilakukan pada 23 Februari 2022 oleh tim Kementrian Agama (Kemenag), 1 Ramadan jatuh pada Ahad Wage, 3 April 2022.
“1 Ramadan jatuh pada hari Ahad Wage, 3 April 2022, insyaallah puasanya 29 hari,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa awal bulan Syawal jatuh pada Senin Pon, 2 Mei 2022.
“Untuk perhitungan akhir bulan Ramadan sedikit mengkhawatirkan, karena ada beberapa tempat seperti Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang belum memenuhi kriteria. Namun karena daerah Lhoknga Aceh sudah memenuhi, awal bulan Syawal jatuh pada Senin Pon, 2 Mei 2022,” ucapnya.
Walaupun awal bulan Ramadan dan awal bulan Syawal sudah ditetapkan dalam Lokakarya Imsakiyah, Sekertaris S2 Ilmu Falak, Rofiudin tetap menghimbau kepada masyarakat untuk menunggu sidang isbat yang diselenggarakan oleh kementerian Agama Republik Indonesia (RI).
“Walaupun awal Ramadan sudah ditetapkan, masyarakat tetap menunggu sidang isbat dari Kementerian Agama,” pungkasnya.
Reporter: Rizki Nur Fadilah