Kejadian bermula saat Muhibbin yang saat itu sedang memberikan sambutan, tiba-tiba berpantun untuk mengomentari kedatangan Menteri Agama yang sekaligus juga meresmikan dua gedung baru tersebut.
“Ikan teri sangat lezat dimasak ala padang. Apa lagi dikukus dibumbui merica. Kepada Pak menteri kami ucapkan selamat datang. Di kampus UIN Walisongo tercinta,” kata Muhibbin disambut gelak tawa hadirin yang datang.
Mendengar Muhibbin berpantun, Lukman nampak kaget tak menyangka pria yang berdiri di mimbar tersebut malah berpantun menyebutnya.
Tak hanya satu pantun, ternyata rektor yang menjabat dalam dua periode itu melanjutkan ke pantun berikutnya, yang khusus dibuat untuk acara wisuda.
“Musim penghujan banyak tumbuh pohon cendawan. Pak petani menumbuk padi di lesung. Beruntunglah kalian para wisudawan. Dikunjungi Pak menteri secara langsung,” ucap Muhibbin sumringah.
Tak mau kalah dengan Muhibbin, menteri yang pernah nyantri di Pondok Pesantren Gontor, Ponorogo tersebut juga membacakan pantun. Pantun balasannya, ia bacakan saat mengawali orasi ilmiah siang hari itu.
“Ikan teri dan bubur di santap dengan suka hati. Membuat Pak Rektor yang mumpuni berseri seri. Pak Rektor ikut bersukur dan berbangga hati. Karena wisudawan-wisudawati telah mencapai prestasi,” balas Lukman.
“Setidaknya imbanglah Pak Rektor, lunas hutang saya,” tutup Lukman disambut tepuk tangan hadirin yang datang.
M. Syafiun Najib