Kata politik biasanya dikaitkan dengan pemerintahan ataupun struktur organisasi. Keluarga adalah contoh terkecil dari bentuk perpolitikan itu sendiri.
Sebagaimana tertulis dalam buku Pendidikan Moral Pancasila (1991), bahwasanya keluarga adalah bentuk masyarakat terkecil. Kehidupan di dalamnya mencerminkan kehidupan kenegaraan dalam ruang lingkup yang lebih kecil.
Dalam suatu keluarga, terdapat perbedaan jenis kelamin, usia, dan tugas yang merepresentasikan sebuah keragaman dalam suatu kenegaraan.
Kepala keluarga memegang posisi terpenting dalam dinamika politik keluarga. Ia mengatur jalannya hubungan antar keluarga, pembagian tanggung jawab, mengambil keputusan atas segala hal. Kepala keluarga juga bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan-kebutuhan fisik, emosional, maupun sosial keluarganya.
Tak hanya itu, kepala keluarga juga berperan sebagai pembentuk pola interaksi, menetapkan aturan, serta mengatur arah dan tujuan keluarga secara keseluruhan.
Terbentuknya hierarki kekuasaan dalam hubungan keluarga menjadi bukti terjadinya interaksi politik dalam rumah tangga.
Seperti halnya keluarga, Presiden diibaratkan sebagai kepala keluarga. Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Dasar (UUD) 1945, ada 15 fungsi dan wewenang Presiden sebagai pemimpin tertinggi. Presiden dibantu oleh wakil serta menteri-menterinya menjaga keutuhan negara Indonesia, mengatur agar Indonesia tetap pada porosnya.
Setiap bagian dari masyarakat memerlukan aturan dan norma yang diatur oleh kekuasaan pusat kepada setiap masyarakat, sama halnya dalam kehidupan berkeluarga.
Dalam sebuah struktur kenegaraan, masalah dan konflik merupakan hal yang wajar terjadi, begitu juga dalam ruang lingkup rumah tangga, baik yang berasal dari dalam maupun luar.
Tertulis dalam studi yang berjudul “Peranan Suami dalam Keluarga sebagai Pemimpin Rumah Tangga” pada 2021, kepala keluarga yang berperan aktif dalam rumah tangga akan mempunyai kesan positif terhadap keharmonisan keluarganya.
Sebagai pemimpin, sudah seharusnya kepala keluarga bisa menyelesaikan masalah yang ada dengan menghadirkan kebijaksanaan, mendengarkan semua pihak, dan mengarahkan menuju solusi yang membawa kepada kedamaian dan keharmonisan keluarga.
Adanya pemahaman yang baik dalam politik rumah tangga dan peran dari setiap anggota dapat membentuk hubungan sehat dan harmonis. Penting untuk saling menghormati, berkomunikasi, saling mengerti agar mencapai kebutuhan anggota rumah tangga. Maka dari itu, kualitas politik rumah tangga bisa menjadi acuan terciptanya hubungan keluarga yang harmonis.
Penulis: Tazakka Nafis
Editor: Gojali