“Lihatlah ke dalam dadaku, hanya ada namamu.. Sumbadra…”
Dengan wajah merah, sosok tinggi besar berambut awut-awutan bak raksasa menari dengan topeng di tangan kanannya. Ia Kesetanan dan mulai tak waras, sepanjang hari hanya berhalusinansi memanggil nama Sumbadra yang telah menjadi istri Arjuna. Dialah Burisrawa, tokoh utama dalam pementasan kali ini.
Burisrawa sudah tak lagi bisa membendung rasa rindunya pada Dewi Sumbadra. Buriswara memiliki kisah cinta yang pilu pada Dewi Sumbadra, wanita yang sudah ia gila-gilai sejak belum menikah dengan Arjuna.
Begitulah awal kisah pementasan wayang kloning berjudul “Deru Tangis Burisrawa” oleh Kelompok Pekerja Teater (KPT) Beta yang diselenggarakan di Auditorium I UIN Walisongo, Kamis (19/12/2019).
Pentas itu disutradari oleh Hayyin Al-Tuktuk, mengangkat tema romantisme dari naskah garapan Danang Matsuri yang sekaligus memerankan tokoh Arjuna. Ratusan penonton baik dari komunitas teater, alumni KPT Beta, hingga mahasiswa umum hadir dan menyaksikan pementasan yang diselenggarakan dalam rangka hari lahir KPT Beta ke-34.
Gejolak cinta Burisrawa
Burisrawa yang diperankan oleh Fandi, merupakan putra Prabu Salya raja kerajaan Mandaraka, ia lah konglomerat yang punya segalanya, harta dan tahta. Ia lah ksatria yang punya kekuatan untuk menaklukan apapun. Hidupnya sempurna jika tak memiliki lubang kosong di hatinya. Ya, hanya satu yang Buriswara tak punya, cinta dari sang pujaan hati.
Setiap hari ia hanya merintih setengah gila. Sang sutradara, Hayyin Al-Tuktuk dalam produksinya kali ini, ingin memperlihatkan dibalik kekuatan dan kehebatan seorang ksatria, ternyata menyimpan kelemahan, yaitu wanita.
Melihat rintihan Burisrawa, Togog dan Bilung, prajurit Burisrawa mulai cemas. Pada suatu hari turunlah Dewi Bathari Durga atau Dewi asmara kegelapan, tokoh dewi yang jahat untuk membantu Burisrawa. Ia memberikan sebuah ramuan padanya.
Ramuan tersebut, awalnya dikira oleh Burisrawa dapat membantu menaklukan Sumbadra, namun ternyata tidak. Ramuan itu memberikannya kekuataan untuk menghilang. Karena rasa rindu yang teramat sangat pada Sumbadra, Burisrawa menerima pemberian ramuan dari Bathari Durga.
Asal aku bisa melihat sumbadra setiap waktu saja aku sudah sangat bahagia, pikir Burisrawa.
Burisrawa menggunakan kekuatan itu untuk menemui Sumbadra tanpa sepengetahuan siapapun. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi, Burisrawa tak boleh sedikitpun menyentuh Sumbadra. Jika ia melanggar, wujud aslinya akan terlihat.
Kesetiaan Sumbadra
Sementara di suatu kerajaan lain, para istri Arjuna tengah menanti kedatangan suaminya, Arjuna. Srikandi dan Larasati mulai mengeluh tatkala Arjuna tak kunjung pulang, Sumbadra sebagai istri tertua mencoba menghibur dan menasehati adinda Srikandi dan Larasati.
Diperankan dengan apik oleh Haura, tokoh Sumbadra punya watak anggun, lembut, tenang dan patuh pada suaminya. Namun tak bisa dipungkiri, pada suatu titik, seorang wanita tidak akan tahan pada rindunya. Pada suatu malam perasaan gelisah tiba-tiba saja menghampiri di puncak kerinduan pada suaminya.
Saat-saat gelisah akibat rindu, Sumbadra justru dikagetkan oleh kemunculan Burisrawa yang datang secara tiba-tiba. Burisrawa memohon pada Sumbadra, mengobral rayuan rayuan manis pada Sumbadra, Ambilah harga dunia Dinda, apa kau tidak tau Dinda, jika perlu kepalaku ini potong, bawa, betapa berharganya nilai dirimu wahai Adinda… kumohon cintailah aku, aku ini mencintaimu, apa kau tak paham? Harus dengan cara apalagi aku membujukmu? ucapnya.
Sumbadra menolak dan bersikukuh akan setia pada suaminya Arjuna. Terbakar emosi, Burisrawa menyiramkan ramuan yang diperolehnya dari Bathari Durga, rusaklah wajah ayu Sumbadra. Burisrawa lantas mengutuk dirinya sendiri, diculiklah Sumbadra ke kerajaan Burisrawa.
Kabar diculiknya Sumbadra telah terdengar di kerajaan Arjuna. Bima alias Werkudara, Pandhawa yang mempunyai kekuatan fisik paling luar biasa diutus untuk menyelamatkan Sumbrada. Ternyata Bima tak sekuat yang diharapkan, hanya dengan hidangan buah ladu ia seakan terhipnotis. Ia lupa niat awal kedatangannya untuk menghancurkan kerajaan milik Burisrawa ini.
Arjuna akhirnya turun bersama istri keduanya, Srikandi. Ditemuilah Burisrawa, dan dipanggilkan juga si Sumbadra yang sudah rusak mukanya.
Alangkah sakitnya hati Sumbadra, Arjuna tak mengenalinya. Seluruh hidupnya telah ia berikan pada Arjuna, tapi Arjuna tak mau mengakui Sumbadra lagi sebagai istrinya karena wajahnya yang buruk rupa.
Menyaksikan kisah Deru Tangis Burisrawa seperti melihat kisah kisah percintaan di dunia nyata. Seringkali hati yang tulus mencintai, justru dikhianati. Arjuna hanya melihat dari rupa saja. Rupa ayu Sumbadra hilang, cintanya juga hilang.
Di akhir cerita, Sumbadra ditinggal Arjuna kembali ke istana. Ratusan pasang tangan memberikan tepukan meriah ketika mulai gelap, tanda apresiasi kepada para pemain yang telah memberi penampilan luar biasa.
Sutradara Hayyin Al-Tuktuk mengatakan, pada pementasan KPT Beta kali ini ia memang mengangkat tema Romantisme, tidak mengangkat isu sosial terkini, tujuannya untuk memeriahkan harlah KPT Beta yang ke-34.
“Agak males, terlalu berat mikirnya ini hanya angger-anggeran,” ucapnya dalam diskusi usai acara pementasan.
Reporter: Rima Dian Pramesti
Editor: Moh. Azzam