Semakin dewasa kepribadian seseorang, maka cara berpikir dan bertindak akan berubah.
Dilansir dari Jurnal Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, perubahan yang dialami individu menuju kedewasaannya berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan yang meliputi seluruh aspek perkembangan, baik fisik, intelektual, emosi, sosial maupun keagamaan.
Namun, sifat dewasa tidak menjamin akan kontrol emosi yang baik. Menurut teori James dan Lange, emosi timbul sebagai hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-perubahan jasmani sebagai respons terhadap rangsangan-rangsangan dari luar. Psikolog Islam Zakiah Darajat menyatakan usia dewasa lebih mampu mengendalikan emosi.
Tak memungkiri, di usia dewasa kita sering meluapkan emosi yang berlebihan dan kerap kali tidak sesuai dengan situasi yang terjadi, seperti di tempat kerja, saat sedang bersama keluarga, ataupun dengan pasangan.
Hal itu dipicu oleh stress yang menumpuk, frustrasi, hingga perasaan yang tidak didengar dan disalahpahami oleh orang lain. Seseorang yang mengalami hal tersebut disebut tantrum.
Dalam konteks ini, tantrum dilakukan oleh seseorang yang telah menginjak usia dewasa. Adult tantrum sebutannya, acap kali digunakan sebagai sarana untuk memanipulasi orang lain.
Jika seseorang merasa malu atau takut, mereka mungkin dengan sengaja membuat ulah. Tidak hanya itu, orang-orang mungkin juga akan mudah marah jika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Emosi negatif dewasa pada dasarnya bukanlah tanda ketidakdewasaan atau kelemahan. Sebaliknya, hal-hal tersebut merupakan ekspresi emosi dan frustrasi yang mendarah daging.
Menghadapi situasi seperti ini harus diiringi rasa empati dan kasih sayang agar bisa menciptakan lingkungan kondusif bagi penyelesaian konflik dan pertumbuhan pribadi.
Selain itu, emosi negatif dewasa dapat menimbulkan konsekuensi yang signifikan, baik secara pribadi maupun profesional. Hal-hal tersebut dapat merenggangkan hubungan, merusak reputasi, dan menghambat perkembangan pribadi. Oleh karena itu, mempelajari cara tetap tenang dan mengatasi amukan ini sangat penting untuk menjaga hubungan yang sehat dan membina lingkungan yang harmonis.
Dengan memahami pemicu dan penyebab tantrum orang dewasa, kita bisa mulai mengembangkan strategi efektif untuk menangani konflik dan meredakan situasi tegang. Bisa dengan melibatkan latihan teknik kesadaran diri dan perhatian untuk mengenali situasi adult tantrum terjadi.
Mengambil napas dalam-dalam, berhenti sejenak sebelum merespons, atau menjauh untuk menenangkan pikiran, semuanya dapat membantu meredakan intensitas emosional yang ada.
Pertimbangkan pula untuk mengeksplorasi mekanisme penanggulangan yang cocok, seperti membuat jurnal, melakukan latihan fisik, atau mencari dukungan dari teman atau terapi yang terpercaya.
Penyaluran ini dapat mencegah emosi menumpuk dan mengarah pada konflik yang meledak-ledak. Terapi juga memberikan ruang yang aman dan tidak menghakimi untuk mengeksplorasi emosi, pikiran, dan perilaku.
Dengan begitu, kita bisa membantu mengembangkan keterampilan komunikasi, mengelola emosi dengan lebih efektif, dan membangun empati, serta pemahaman terhadap orang lain.
Salsabila Alifia Widuri