Amanat.id- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) bersama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Forum Studi Bahasa dan Akademik (Forsha) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo menyelenggarakan Internasional Seminar di Gedung KH. Sholeh Darat, Senin (20/5/2024).
Acara ini mengusung tema “The Role of Religion on Political Contestation in Indonesia: Anthropological Perspective”.
Wakil Rektor (WR) I, Mukhsin Jamil menjelaskan bahwa agama hanyalah bingkai gerakan sosial.
“Dalam gerakan-gerakan sosial, agama hanya menjadi bingkai dalam konsistensi suatu gerakan dan menjadi pembeda antara kawan dengan lawan,” ucapnya.
Ia juga menuturkan bahwa ada dua faktor yang memengaruhi konsistensi keagamaan.
“Ada dua faktor yang bisa kita pahami mengenai konsistensi keagamaan, yaitu kesempatan politik dan struktur mobilisasi atau finance,” tuturnya.
Mukhsin menerangkan bahwa kemampuan finance dan networking yang memadai harus dimiliki agar adanya gerakan nasional yang ekspresif.
“Tidak mungkin ada gerakan nasional menjadi ekspresif jika sebelumnya tidak punya jejaring dan kemampuan finance yang memadai,” terangnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa agama menjadi framing kontestasi jihad.
“Agama juga menjadi framing kontestasi atau yang lebih dikenal dengan jihad,” ucapnya.
Menurutnya, jihad hanya digunakan sebagai pembentuk suatu kelompok yang dapat menciptakan perpecahan.
“Jihad juga digunakan untuk merangkai suatu kelompok tertentu yang kemudian mengakibatkan pecah belah antara kelompok pendukung dan penolak,” ujarnya.
Saat ini, tambah Mukhsin, agama hanya sebagai pembeda antar gerakan.
“Agama hanya menjadi kerangka untuk membedakan suatu gerakan dengan gerakan lain,” tutupnya.
Reporter: Niliyal Mahiro
Editor: Eka R.