Amanat.id- American Corner (Amcor) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo bersama US Embassy Jakarta mengadakan Talkshow “Gender Equality and Women’s Right Gender in Men’s Perspective in Islam” di Gedung Amcor Kampus 3, Rabu (22/5/2024).
Co-founder “Aliansi Laki-laki Baru”, Nur Hasyim menjelaskan tentang kesetaraan gender dari perspektif laki-laki.
Hasyim menuturkan bahwa laki-laki harus terlihat dalam diskusi gender equality.
“Penting laki-laki dibuat visible, biar terlihat dalam diskusi kesetaraan gender,” tambahnya.
Hal tersebut, lanjutnya, bertujuan agar laki-laki dikritisi dan tidak memunculkan toxic masculinity.
“Laki-laki bersembunyi dalam diskursus kesetaraan gender, akibatnya mereka tidak dikritisi, kemudian muncul toxic masculinity,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Hasyim, laki-laki memiliki kebebasan untuk menjadi diri sendiri, tanpa khawatir di-stigma oleh masyarakat.
“Mereka memiliki kebebasan untuk menjadi diri sendiri, tanpa khawatir di-stigma karena memilih jalan yang berbeda dari biasanya, misalnya menjadi bapak rumah tangga,” ucapnya.
Ia juga menuturkan, sejak kecil laki-laki dibatasi mengekspresikan emosi manusiawi.
“Sejak kecil laki-laki dibatasi mengekspresikan emosi manusiawi, dengan alasan ‘anak laki-laki kok cengeng kayak perempuan’,” katanya.
Menurutnya dalam konteks kesetaraan gender, laki-laki tidak harus melakukan hal berisiko untuk tampil maskulin.
“Laki-laki tidak harus mengambil pekerjaan berisiko hanya untuk menunjukkan masculinity mereka,” tegasnya.
Hasyim mengatakan bahwa dalam gender equality, seseorang bisa belajar berkompromi dan bernegosiasi.
“Gender equality belajar tentang kompromi dan bernegosiasi, gak ada yang ‘kita selesaikan dengan cara laki-laki’,”
Tak hanya itu, Hasyim juga menuturkan bahwa laki-laki harus sadar akan kekuasaan yang dimiliki.
“Laki-laki harus sadar akan privilege dan kekuasaan mereka, supaya tidak memonopoli gerak perempuan,”
Lanjutnya, laki-laki juga harus berkomitmen untuk tidak melakukan pelecehan terhadap perempuan.
“Laki-laki commit tidak melakukan pelecehan terhadap perempuan,” katanya.
Ia mengatakan, menyuarakan kesetaraan gender menjadi salah satu cara untuk mengikuti teladan Nabi.
“Nabi Muhammad adalah laki-laki dan dia menyuarakan kesetaraan gender,” tutupnya.
Reporter: Revina Annisa