Amanat.id- Berbagai kumpulan masyarakat dan mahasiswa yang mengatasnamakan dirinya sebagai Aliansi Masyarakat Sipil Jawa Tengah, terlihat melakukan aksi di depan kantor gubernur Jawa Tengah, Senin (12/2/2024).
Terik matahari yang begitu menyengat pada pukul 12.00 WIB, sekumpulan mahasiswa dan kalangan masyarakat dari berbagai lembaga tengah melakukan konvoi dari kantor pos kota Semarang hingga kantor gubernur Jawa Tengah. Aksi tersebut diakhiri pukul 17.00 WIB dengan wajah kekecewaan.
Salah satu mahasiswa UIN Walisongo Semarang, Bagus Faiz mengaku terdapat kurang lebih 15 lembaga yang ikut terlibat dalam aksi tersebut.
“Ada sekitar lima belas lembaga kampus maupun Ormek (red. Organisasi mahasiswa ekstra kampus) dan LSM termasuk yang dari UIN Walisongo,” katanya.
Meskipun aksi telah berjalan sampai sore, dirinya mengaku aksi yang telah dilaksanakan tersebut tidak memberikan hasil yang maksimal. Hal itu karena tidak ada anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang berani menandatangani surat pemakzulan presiden Jokowi yang telah dibuat massa aksi.
“Anggota dewan yang turun hanya satu dari fraksi PDIP dan tidak berani untuk menandatangani surat pemakzulan presiden Jokowi,” ujarnya.
Bagus juga memaparkan jika dalam aksi tersebut memiliki lima tuntutan, antara lain pemakzulan jokowi, hentikan represifitas aparat, tegakkan supremasi hukum dan kedaulatan rakyat, wujudkan demokrasi yang berkeadilan, dan wujudkan perlindungan hak asasi manusia.
“Kami menuntut pertanggungjawaban tertinggi dari kepemimpinan negara atas berbagai kegagalan dalam menjaga prinsip-prinsip demokrasi, termasuk penyalahgunaan kekuasaan dan kebijakan yang merugikan rakyat,” ungkapnya.
Dirinya juga menambahkan bahwasa penegakan hukum tidak sepatutnya tumpul ke atas. Bahkan, Bagus menyayangkan jabatan yang sekarang sedang digunakan penguasa malah digunakan untuk menindak rakyat yang lemah.
“Hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu, melayani kepentingan rakyat, bukan alat kekuasaan untuk menindas,” ujarnya.
Joget di Tengah Aksi
Berbagai kekecewaan diluapkan massa aksi lantaran tidak tercapainya tujuan dilakukannya aksi. Dari mulai pelemparan celana dalam, bakar ban bekas, mencoret jalan raya dengan pylox bahkan aksi joget-joget di depan pagar pun dilakukan.
Tak hanya massa aksi, sebuah video yang beredar dengan durasi 13 detik terlihat salah satu aparat kepolisian yang bernama Juliana ikut melakukan joget di balik pagar.
Salah satu massa aksi yang tidak ingin di sebut namanya merasa malu atas perilaku salah satu aparat kepolisian. Menurutnya, pihak kepolisian sepatutnya berpihak kepada rakyat.
“Malu, polisi seharusnya mengayomi malah berperilaku seperti itu di depan masa aksi yang notabene nya sedang menyampaikan keresahan. Pihak aparat tanpa malu memperlihatkan hal seperti itu, di situ menunjukkan bahwa mereka tidak lagi pro dengan suara rakyat,” katanya.
Salah satu mahasiswa lain yang mengikuti aksi, Habib Ali Ghaza merasa hal dilakukan salah satu pihak kepolisian tersebut tidak baik untuk ditiru. Meskipun yang dilakukan mengarah untuk ice breaking, namun dirasa hal tersebut bukan semestinya dilakukan.
“Benar, ada polwan yang joget-joget, kurang adab banget mas ibunya, tidak baik untuk ditiru mahasiswa,” ungkapnya.
Reporter: Nur Rzkn