
“Udah kurus kok diet?” Kalimat seperti itu seringkali diucapkan sebagai cibiran dari seorang ‘anti diet’. Entah itu dilontarkan kepada orang lain ataupun kepada diri sendiri ketika ada orang menasehatinya untuk diet.
Timbulnya golongan orang ‘anti diet’ itu berawal dari banyak faktor. Di antaranya adanya stereotip yang menganggap diet itu ribet hingga membahayakan diri sendiri. Tidak bisa dipungkiri memang, banyak kasus diet yang menyebabkan seseorang menderita penyakit hingga kematian.
Kasus-kasus tersebut, dan munculnya golongan orang ‘anti diet’ tidak lepas dari anggapan yang keliru tentang apa itu diet, hingga mereka salah dalam menerkanya. Lalu, apa itu diet, dan seberapa pentingkah harus dilakukan?
Dilansir dari laman Hellosehat, diet bisa diartikan sebagai cara hidup dengan mengatur pola makan sehat. Diet tidak melulu mengurangi porsi makan, atau bahkan tidak makan dalam waktu yang cukup lama. Megatur pola makan dilakukan dengan pemilihan jenis dan porsi serta pada waktu tertentu sesuai dengan anjuran dari tenaga kesehatan.
Diet ini penting dilakukan oleh setiap orang. Tujuannya, agar kebutuhan gizi dan nutrisi tercukupi, tidak berlebihan yang justru dapat membahayakan tubuh. Menjaga keseimbangan itu butuh disiplin yang tinggi.
Masyarakat kita masih banyak yang menyepelekan pentingnya diet. Hal ini dibuktikan oleh data yang dirilis oleh Food and Agriculture Organization (FAO) yang menyebut sebanyak 768 juta, meningkat 18,1% dari tahun sebelumnya, menderita masalah gizi. Sedangkan menurut data International Monetary Fund (IMF) perekonimian global meningkat sebesar 5,9 persen di tahun 2021.
Kedua data tersebut menunjukkan bahwa permasalahan gizi tidak selamanya disebabkan perekonomian yang rendah. Ketidakdisiplinan dan ketidakinginan seseorang untuk melakukan diet menjadi salah satu penyebabanya.
Jika diet itu baik, lantas mengapa sebagian orang takut melakukan diet?
Beberapa orang yang melakukan diet kurang memperhatikan apakah diet tersebut bahaya atau tidak. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2014 sebanyak 95,5% masyarakat Indonesia menjalani diet tidak sehat. Angka tersebut meningkat pada data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, yaitu sebanyak 93,5%.
Salah satu diet ekstrem terjadi karena seseorang mendambakan tubuh ideal sehingga melewatkan waktu makan. Bahkan seseorang terlalu mengurangi konsumsi beberapa zat gizi, contohnya lemak dan karbohidrat.
Padahal, jika mengonsumsi lemak baik akan membuat tubuh kenyang lebih lama, kekurangan lemak justru menyebabkan tubuh mudah lapar dan mudah lelah. Begitu juga dengan karbohidrat, zat gizi tersebut dibutuhkan sebagai sumber tenaga jika tidak terpenuhi tubuh menjadi lemas. Kekurangan karbohidrat juga menimbulkan masalah zat gizi lainnya, seperti tubuh menjadi kekurangan serat, vitamin, dan mineral.
Fakta mengerikan akibat kesalahan dalam memahami diet menyebut bahwa, satu dari lima kematian di seluruh dunia terkait dengan kebiasaan makan yang buruk. Lalu bagaimana cara melakukan diet sehat?
Ada beragam diet sehat yang bisa Anda pilih sesuai kebutuhan. Apabila Anda ingin mendapat asupan kalori, maka konsumsi makanan tinggi lemak dan protein. Tubuh akan mendapat kalori dari protein dan lemak, contohnya adalah susu, almond, dan alpukat. Jika ingin tetap mengonsumsi bermacam-macam makanan, Anda dapat mengolahnya lebih sederhana seperti merebus dan mengukus.
Penulis: Najwa Alfasahra Zen