
Amanat.id- Posting-an Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo di akun Instagram @demauinsmg yang berisikan foto Presiden Jokowi dengan tulisan “10 Tahun Melanggar HAM, Lebaran Waktunya Jokowi Minta Maaf Pada Korban Pelanggaran HAM” menuai pro dan kontra, Sabtu (13/4/2024).
Akun dengan username @voltcyber_v2 yang tidak diketahui identitasnya, memberikan doxing kepada Ketua DEMA UIN Walisongo (DEMA-U).
Pengurus Kementerian Sosial dan Politik (Kemensospol), Fauzan Ahmad mengatakan posting-an tersebut merupakan promosi kajian yang akan dilaksanakan DEMA dengan mahasiswa UIN Walisongo meliputi pembahasan HAM selama Jokowi menjabat.
“Posting-an itu mengenai kajian yang akan kita adakan. Membahas pelanggaran HAM yang tidak rampung selama 10 tahun Jokowi menjabat, seperti kasus Wadas, kasus Papua, dan kasus lainnya,” ucapnya saat diwawancarai oleh tim Amanat.id di Kantor DEMA-U, Jumat (19/4/2024).
Fauzan mengatakan, kajian akan tetap dilaksanakan, tetapi diundur bulan depan dan hanya untuk mahasiswa UIN Walisongo.
“Kajian ini akan tetap laksanakan, tapi kemungkinan mundur di bulan depan atau lain waktu karena adanya masalah ini. Kajian ini hanya untuk mahasiswa UIN Walisongo, tidak untuk khalayak umum,” tambahnya.
Lanjutnya, Fauzan mengonfirmasi bahwa posting-an tersebut sempat di-takedown, kemudian di-posting lagi hingga akhirnya di-takedown kembali.
“Setelah mendapatkan serangan, kita di hari Senin (15/4/2024) mengadakan musyawarah dan sepakat untuk men-takedown posting-an tersebut, lalu saya dan Bagas mengunggahnya kembali pada Selasa sorenya. Setelah mem-posting kembali masalahnya semakin panas, lalu kita sepakat takedown dan tidak posting lagi,” ucapnya.

Ia juga mengatakan masalah tersebut tidak hanya menyerang Bagas Adi selaku Ketua DEMA UIN Walisongo, tapi juga menyerang kerabat dekat Bagas.
“Tidak hanya Bagas yang mendapat serangan, tapi sahabat, keluarga, dan kerabat bagas ikut diserang melalui media sosial,” jelasnya.
Fauzan memastikan jika Bagas dan orang-orang terdekatnya hanya diserang melalui WhatsApp dan Instagram.
“Bagas diserang melalui WhatsApp hingga lebih seribu pesan sehari, begitu pun di Instagram. Selain Bagas, Ketua Bidang Kajian Strategis, Prima juga mendapat serangan di WhatsApp sehari ribuan pesan sehingga ia menonaktifkan WhatsApp-nya,” ujarnya.
Fauzan juga mengonfirmasi belum ada serangan secara langsung yang diterima oleh Bagas dan orang-orang terdekatnya.
“Sejauh ini belum ada serangan secara langsung pada Bagas, walaupun banyak ancaman-ancaman di media sosial, hanya serangan melalui WhatsApp dan Instagram saja,” katanya.
Pengurus Bidang Kajian Strategis, Misyal Salsabila mengaku bahwa posting-an dan kajian yang diunggah di akun Instagram DEMA UIN Walisongo sudah dilakukan riset dan pertimbangan.
“Sebelum mem-posting, kita sudah melakukan riset dan pertimbangan terlebih dahulu, tapi posting-an kali ini mendapatkan insight yang tinggi dan permasalahan ini di luar prediksi kami,” ucapnya.
Salsabila pun mengatakan belum ada tanggapan dari pemerintah pusat.
“Tidak ada bidang birokrasi negara atau lainnya yang memberi tanggapan, sejauh ini hanya serangan dari akun anonim, netizen dan bot yang kami dapatkan,” jelasnya.
Ia juga mengatakan akan tetap menangani masalah ini dengan baik dan perlahan.
“Kami sudah membuat pemetaan untuk menangani masalah ini, kami akan tetap menanggapi dengan kepala dingin,” pungkasnya.
Reporter: Melini R.
Editor: Gojali