Amanat.id- Sejak audiensi yang dilakukan mahasiswa KKN MIT (Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram) bersama Dema (Dewan Eksekutif Mahasiswa) dan LP2M (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) terkait dana stimulan yang tak kunjung cair 19 April lalu, LP2M akhirnya menepati janjinya untuk mencairkan dana KKN paling lambat satu bulan setelah audiensi, Minggu (30/05/2021).
Menurut Achmad Supriyanto, Kordes Posko 57, dalam audiensi tersebut, penggantian istilah dana stimulan menjadi dana transportasi dilakukan oleh LP2M untuk mempermudah proses pencairan. Langkah tersebut diambil mengingat dana KKN dari pusat masih terblokir hingga saat ini.
“Dana KKN dari pusat sampai saat ini masih terblokir, sehingga dari LP2M membuat kebijakan dimana untuk istilah stimulan diganti menjadi transportasi agar dana bisa cepat cair, karena mahasiswa sudah menunggu dana tersebut kurang lebih 2-3 bulanan,” Ucapnya.
Kebijakan tersebut akhirnya mebuahkan hasil. Pada 18 Mei lalu, dalam grup WhatsApp Koordinator KKN, Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat dari LP2M, Mohammad Rikza Chamami menyampaikan bahwa dana KKN sudah diproses.Tiga hari setelahnya, Rikza kembali menginformasikan bahwa dana KKN sudah ditransferkan ke bendahara masing-masing kelompok KKN.
Dana yang cair sebesar 2.550.000. Saat ditanyai tim Amanat.id via WhatsApp, beberapa posko mengungkapkan bahwa dana yang cair tersebut tak sedikit dimanfaatkan untuk liburan.
Seperti yang diungkapkan oleh Kordes Posko 61, Miftahul Ulum menceritakan bahwa dana KKN dihabiskan untuk liburan.
“Teman-teman mengikhlaskan semuanya untuk dipakai jalan-jalan,” ungkapnya.
Saat memutuskan uang KKN digunakan untuk liburan, Ulum mengaku tidak ikut rapat, semua diserahkan ke forum mau dibagikan atau untuk jalan-jalan.
“Saya nggak ikut rapat. Jadi tidak ikut menentukan. Terkait penggunaan uang, saya serahkan ke forum. Mau dibagikan atau mau dibuat jalan-jalan,” ungkapnya.
Covid-19 tidak menjadi alasan untuk poskonya mengadakan liburan keluar kota, ia meyakini bahwa new normal harus tetap dijalankan demi perputaran kehidupan, asal tetap menjalankan protokol kesehatan.
“Terkait Covid-19, Indonesia mau lockdown sampai Covid-19 selesai atau mau melangkah ke new normal? Rakyat butuh makan, perputaran ekonomi harus terus berjalan dan protokol kesehatan wajib dijalankan. Pemerintah pasti sudah mengkaji terkait new normal, tinggal pribadi masing-masing saja mau taat atau tidak asalakan tetap menjalankan protokol kesehatan,” ungkapnya
Berbeda dengan yang dilakukan oleh posko 57, Achmad Supriyanto menceritakan bahwa ketika dana KKN cair, tidak ada rencana untuk liburan, karena kelompoknya sudah melakukan liburan bulan Maret lalu.
“Dana yang cair tersebut dipergunakan untuk melunasi kekurangan biaya transportasi wisata dan sisanya baru dibagikan ke anggota kelompok,” ucapnya.
Serupa dengan posko 57, Kordes Posko 31, Fuad Ashari megatakan bahwa dana KKN sudah dibagikan ke anggotanya.
“Dana KKN sudah saya bagikan secara merata ke masing-masing anggota,” ungkapnya.
Ia juga mengaku bahwa poskonya bahkan sudah liburan jauh sebelum dana ini cair, sehingga ketika dana cair, tidak ada lagi rencana untuk liburan.
“Sebelum dana KKN cair kami sudah liburan, sehingga saat ini sudah malas liburan lagi, selain itu kami juga sudah sibuk dengan urusan masing-masing. Biasalah, mahasiswa semester akhir kan banyak tuntutan,” pungkasnya.
Reporter: Rizki Nur Fadilah
Editor: Shafril Hidayat