Dalam lingkup pergaulan, circle pertemanan pasti sering dijumpai. Mungkin beberapa dari kita juga memilikinya. Namun, terkadang circle pertemanan kerap dicap sebagai kumpulan geng sok berkuasa. Benarkah demikian?
Circle pertemanan dapat diartikan sebagai lingkaran pertemanan dalam suatu kelompok terbatas. Biasanya, kelompok ini terbentuk karena persamaan tujuan dan hobi. Kesukaan seperti tokoh idola, olahraga, koleksi,dan sebagainya menjadikan beberapa orang merasa cocok menjalin pertemanan intens.
Circle pertemanan sendiri bisa memberi dampak positif maupun negatif bagi seseorang. Hal ini karena sifatnya yang terbatas. Bahkan menurut Robin Dunbar, ahli Antropologi dan Psikologi asal Inggris, setiap individu hanya mampu menjaga hubungan dengan maksimal 150 orang. Jumlah tersebut akan terbagi beberapa lapis berdasarkan kedalaman emosionalnya.
Lalu, apakah bergabung dalam circle pertemanan memiliki efek tersendiri?
Dampak Positif Circle Perteman
Sebuah studi dari Holt Lunstad pada 2010 membuktikan jika jalinan pertemanan yang kuat bisa mencegah kematian. Hal ini dikarenakan kesehatan fisik meningkat serta tingkat stres menurun ketika seseorang bersosialisasi dengan sebuah kelompok positif.
Kemudian, tergabung dalam sebuah circle pertemanan membuat relasi yang dimiliki semakin luas. Relasi tersebut mampu memberi kita beberapa akses yang dibutuhkan. Semisal mencari pekerjaan.
Berada di circle positif juga akan membantu kita untuk terus produktif dalam mencapai tujuan bersama. Selain itu, perbedaan antar individu di sebuah circle pertemanan akan membuat kita semakin menghargai arti toleransi.
Dampak Negatif Circle Pertemanan
Selain memberi dampak positif, dampak negatif juga dapat diberikan oleh sebuah circle pertemanan. Contohnya, seseorang akan melupakan kewajibannya seperti belajar dan mengerjakan tugas karena terlalu asyik berkumpul dengan orang-orang dalam cirle tersebut.
Seseorang dapat juga melupakan jati dirinya ketika ingin memenuhi beberapa ekspektasi kelompoknya, atau sekadar ikut-ikutan melakukan sesuatu agar tidak dijauhi.
Yang paling parah, sebuah circle pertemanan mampu mengubah gaya hidup seseorang. Ajakan untuk melakukan hedonisme sering kali muncul di kalangan pertemanan remaja. Keinginan untuk mendapat serta menjadi pusat perhatian adalah pemicunya.
Maka dari itu, kita memang dianjurkan untuk berhati-hati dalam memilih circle pertemanan. Sebab, sebuah lingkungan mampu mempengaruhi kepribadian seseorang.
Penulis: Erika Layliyah