Amanat.id- Kelompok Studi Pasar Modal (KSPM) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan Investor Gathering di Gedung Teater Syaikh Nawawi Al-Bantani Kampus 3, Kamis (7/3/2024).
Mengusung tema “Market Indonesia Pasca Tahun Politik dan Tantangan Global”, acara tersebut menghadirkan Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Jateng 1, Fanny Rifqi Elfuad sebagai pemateri.
Fanny menjelaskan bahwa inflasi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Ekonomi dalam negeri sudah baik, tapi inflasi tinggi,” ucap Fanny.
Ia juga mengatakan bahwa salah satu penyebab inflasi tinggi adalah adanya peperangan.
“Pasca Covid, Rusia menyerang Ukraina. Akhirnya ekspor minyak dari Rusia di-stop, akibatnya harga minyak menjadi mahal. Hal itu menyebabkan inflasi,” ujarnya.
Fanny menyebutkan untuk mengatasi inflasi adalah dengan menaikan suku bunga. Namun, jika terus dinaikan dapat melemahkan nilai rupiah.
“Agar inflasi tidak naik, suku bunga harus dinaikan. Awalnya suku bunga di Amerika hanya 1 persen dan sekarang mencapai 5,6 persen. Namun, Jika suku bunga terus dinaikkan maka dolar yang ada di Indonesia pulang kampung ke Amerika, sehingga rupiah melemah,” tutupnya.
Reporter: Earnest Sherin Amalia
Editor: Chelsia Anggun A.