Amanat.id– Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar Sidang Senat Terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-52 dengan mengundang Dahlan Iskan guna membawakan Orasi Ilmiah. berlangsung offline di Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo dan secara online melalui streaming YouTube. Rabu, (6/04/2022).
Dahlan membawakan Orasi Ilmiah dengan tema “Kampus Bermutasi Menguatkan Kontribusi Walisongo bagi Kemanusiaan dan Peradaban.” Pada awal Orasi, ia mengungkapkan perbedaan tantangan pada masa walisongo dan juru dakwah yang ke Tiongkok pada zaman dahulu. Juga Besarnya tantangan Ilmu dan Tekhnologi yang akan di hadapi ke depannya.
“Pertanyaan- pertanyaan seperti ini akan semakin banyak ke depan yang tidak bisa dijawab karena manusia ke depan semakin penuh dengan pemikiran logika lalu dunia akan semakin makmur karena pada zaman sekarang tidak ada orang yang berpikiran: apakah besok bisa membeli beras ? lalu ada lagi apakah idulfitri nanti bisa membeli baju baru ? Ketika statistic ini di proyeksikan maka akan ketahuan bahwa suatu saat nanti dunia akan makmur,” tuturnya.
Ia juga menyebutkan bahwa tujuan utama dari manusia yang hidup di dunia adalah ekonomi sebagai lingkaran utama dan aman sebagai lingkaran terluarnya, pentingnya merasa aman dan keinginan terdalam manusia.
“Menurut penelitian tentang kebenaran tujuan utama orang hidup bahwa lingkaran terluarnya adalah ekonomi tadi, lingkaran dalamnya adalah aman. Ternyata merasa aman itu penting sekali. Nah lingkaran- lingkaran ini semakin dalam semakin menunjukan keinginan yang terdalam manusia ternyata adalah hidup dengan kedamaian dan ketentraman. Dan Agama yang akan diterima adalah agama yang mengajak kedamaian,” jelasnya.
Harapan besar pada UIN Walisongo kerap diberikan Dahlan, mengingat kesulitan banyak orang serta langkah pembuatan dan membiasakan kehidupan dengan skala prioritas kian penting.
“Sulit sekali membuat skala prioritas, karena musuh prioritas adalah kepentingan-kepentingan. Lalu langkah pembuatan skala prioritas adalah inventarisasi masalah, setelah itu masalah dinilai, mana yang penting dan mana yang tidak penting. Ketika menentukan hal tersebut, itu biasanya problem,”
“Karena banyak kepentingan- kepentingan yang berbicara, untuk itu yang penting harus dipentingkan yang kurang penting jangan dipentingkan.” pungkasnya.
Reporter: Khoirunnisa Firda Aulia