Amanat.id—Sebagai upaya tindak lanjut dari rencana pembukaan Planetarium sebagai sarana Eduwisata, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengeluarkan Surat Keputusan (SK) No. 1848/Un.10.0/R/HK.01.14/5/2022 tentang “Tarif Layanan Planetarium dan Observatorium UIN Walisongo Semarang”.
Meskipun belum dibuka secara resmi, tarif tersebut telah berlaku sejak awal bulan Juni 2022. Adapun rincian tarif tiket masuk Planetarium UIN Walisongo pada hari kerja Rp 20.000,00 (anak-anak usia 6-12 tahun) dan Rp 30.000,00 (dewasa), sedangkan pada akhir pekan Rp 25.000,00 (anak-anak) dan Rp 35.000,00 (dewasa). Namun, terdapat keringanan berupa potongan 15% bagi rombongan (minimal 40 orang) dan 50% bagi civitas academica.
P. Niken, mahasiswa program studi Ekonomi Islam, mengaku agak keberatan dengan tarif tersebut. Namun, ia berusaha berpikir positif dan tetap ingin masuk ke Planetarium.
“Agak keberatan sih, karena kan sudah bayar UKT mahal, masak harus bayar lagi. Tapi ya mungkin uangnya akan digunakan untuk perbaikan teknologi di dalam Planetarium. Dan saya tetap pengin masuk, mau tahu isinya apa saja karena memang dari kecil suka dengan hal-hal berbau astronomi,” ungkapnya saat diwawancara tim Amanat.id pada Senin, (13/06/2022).
Kepala Planetarium UIN Walisongo, Ahmad Syifaul Anam menuturkan bahwa keringanan diberikan kepada civitas academica atas kontribusinya terhadap UIN Walisongo dan mahasiswa yang telah membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT).
“Kita kasih keringanan karena mereka kan sudah bekerja untuk kampus dan sudah bayar UKT, tapi ya tidak bisa gratis. Karena kita juga menjelaskan saat show dan memperbaiki fasilitas yang rusak, itu uangnya dari mana kalau gratis semua? Dan civitas academica itu hanya dosen, staf, dan mahasiswa UIN Walisongo—termasuk mahasiswa Ilmu Falak, tidak berlaku bagi alumni dan keluarga dari civitas academica. Mereka tetap bayar full,” jelas Syifa.
Dengan tarif yang cukup terjangkau, pengunjung akan disuguhi show tentang astronomi dengan kapasitas ideal 120 sampai 150 kursi.
“Kalau di Planetarium lain yang dikelola swasta, ada wahana tambahan seperti miniatur roket, galeri, photobooth, dan film 5D. Tapi kita belum punya. Di bawah (red. Lantai 1) sebenarnya bisa untuk pameran galeri, tapi ya itu dananya belum ada. Jadi, hanya ada satu show untuk pengunjung,” imbuh Syifa.
Syifa telah mengusulkan kepada Rektor UIN Walisongo untuk membuat jadwal khusus bagi mahasiswa UIN Walisongo agar mereka memiliki pengalaman memasuki salah satu fasilitas kampus yang ikonik tersebut.
“Saya kemarin usul agar semua mahasiswa UIN Walisongo mendapat giliran masuk ke Planetarium, terutama bagi mahasiswa baru. Supaya tidak memalukan jika mahasiswa UIN Walisongo, tapi kok tidak pernah masuk ke Planetarium,” ucapnya.
Untuk saat ini, Planetarium hanya menerima pengunjung rombongan. Namun, rencananya akan membuatkan jadwal seperti bioskop agar pengunjung non-rombongan tetap dapat mengunjungi Planetarium.
“Saat ini hanya melayani rombongan, karena kurang tenaga yang bisa stand by terus di sini (red. Planetarium). Boleh atas nama HMJ atau UKM, tapi harus ada surat formalnya. Tidak bisa kalau hanya datang bareng-bareng, karena rombongan beda dengan gerombolan. Kalau mau, bisa gabung ke yang rombongan, tapi kan susah menyesuaikan jadwalnya,” pungkas Syifa.
Adapun untuk pemesanan tiket dengan mengirimkan surat pemberitahuan kunjungan formal melalui surat elektronik planetarium@walisongo.ac.id atau WhatsApp admin Planetarium.
Reporter: Rizkyana M.