Amanat.id- Isfaul Maulina, Mahasiswi Pendidikan Fisika asal Pemalang berhasil mendapatkan predikat skripsi terbaik universitas dalam wisuda ke-77 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Rabu (29/01/2020).
Saat diwawancarai Amanat.id, mahasiswi yang akrab dipanggil Isfa itu mulai mengajukan judul skripsi pada semester 7 setelah PPL bulan November.
“Bulan Maret saya mengajukan proposal lagi setelah berhenti enam bulan,” tutur Isfa.
Ia menceritakan, jika skripsi berjudul Pengembangan Ensiklopedia Alat Ukur Fisika Sebagai Sumber Belajar untuk Siswa SMP/MTs itu, ia dapatkan saat melakukan Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).
“Waktu ngajar kemarin banyak siswa yang saya ajar belum banyak mengetahui alat ukur fisika,” katanya.
Ia mengatakan, sempat tidak menyangka dirinya bisa terpilih menjadi penerima skripsi terbaik.
“Tentunya saya tidak menyangka, padahal banyak delegasi fakultas lain yang juga bagus, mungkin karena skripsi saya menghasilkan sebuah produk buku ensiklopedia,” ucap Isfa.
Isfa mengaku produknya baru diujikan dalam skala kecil pada 15 anak SMP.
“Kemarin penelitiannya baru skala kecil sih, hanya sekitar 15 anak,” jelasnya.
Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Fisika itu mengaku ada banyak pihak yang berpengaruh dalam proses pengerjaan skripsinya.
“Ada teman-teman deket saya yang banyak saya repotin, dan alhamdulillah hari ini semuanya lulus bareng,” tutur Isfa.
Isfa menyampaikan banyak terimakasih kepada teman-temannya. Melalui teman-temannya ia bisa memicu semangatnya mengembalikan Mood.
“Cara saya mengembalikan mood itu dengan cara melihat pencapaian teman, kalau teman udah jauh sampai BAB I, II, III kok saya masih di proposal langsung saya kejar. Temen saya BAB I saya harus BAB II, temen saya BAB III saya harus BAB IV itu kalau saya,” tuturnya.
Seperti halnya mahasiswa lain, Isfa mengaku sempat mengalami kesulitan dalam mengerjakan skripsi.
“Kesulitan pasti ada, awalnya kurang bisa dalam mendesain, padahal dituntut untuk membuat buku dengan desain sampul dan isi yang menarik. Itu yang bikin saya malas,” akunya.
Isfa mengatakan itulah alasan kenapa skripsinya menganggur beberapa bulan, dan baru selesai dalam waktu 6 bulan.
“Dari Maret-Agustus berjuang buat skripsi, lumayan lama menurutku, ” kata Isfa.
Buku Ensiklopedia, lanjutnya, baru dicetak delapan buah. Lima diberikan pada sekolah, satu untuk jurusan, satu untuk Lembaga Penjamin Mutu (LPM), dan satu lagi buat koleksinya sendiri.
Menurut dosen pembimbingnya Hamdan Hadi Kusuma mengatakan ingin mempublikasikan buku karya Isfa.
“Dosen pembimbing saya bilang mau menerbitkan buku yang saya buat, tapi masih menunggu nomor ISBN,” tutup Isfa.
Reporter: Rizki Nur Fadilah
Editor: Rima Dian P.