Amanat.id—Choiril Anwar, mahasiswa program studi Psikologi, berhasil menjadi wisudawan terbaik Fakultas Psikologi dan Kesehatan (FPK) dalam Wisuda UIN Walisongo ke-83 periode Februari 2022 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,80 (cumlaude). Selasa, (08/02/2022).
Lelaki yang kerap dipanggil Aan tersebut mengaku tidak pernah menargetkan untuk menjadi wisudawan terbaik atau mendapat IPK tinggi. Ia hanya berusaha melakukan segala sesuatu semaksimal yang ia mampu.
Metode yang diterapkan Aan adalah dengan memanfaatkan waktu luang untuk mengerjakan tugas, seperti saat sela jam kuliah. Selain itu, ia juga mencari partner untuk berdiskusi tentang mata kuliah dan kaitannya dengan isu terbaru. Ia juga membuat catatan berisi target belajar dan deadline tugas pada buku kecil, notes di layar laptop, dan WhatsApp group yang hanya berisi kontaknya.
“Jika ada hambatan selama proses belajar, saya langsung bertanya pada dosen. Selain itu, juga me-review materi dan berdiskusi bersama beberapa teman kelas dan kakak tingkat untuk menambah referensi dan pengetahuan baru,” imbuhnya.
Aktif Organisasi dan Mengabdi untuk Anak-anak di Sekitar Domisili
Selama menjadi mahasiswa, Aan aktif mengikuti UKM, organisasi ekstra kampus, dan organisasi kepelajaran tingkat daerah. Aan juga menjadi pendamping belajar secara sukarela untuk anak-anak di sekitar tempat tinggalnya.
“Saya sudah melakukannya sejak kelas 1 SMK, setiap sore. Akan tetapi, sejak kuliah dan tinggal di kost, saya hanya mampu melakukan pendampingan belajar setiap weekend karena libur kuliah,” jelas lelaki asal Demak tersebut.
Menurut penuturannya, Aan sempat ditawari menjadi guru les privat dengan upah per bulan. Namun, akhirnya Aan memilih mendampingi mereka secara sukarela karena ada beberapa anak dengan latar belakang keluarga yang kurang mampu dan mendapat label negatif dari orang tuanya.
“Ada anak-anak yang justru sering dilabel buruk oleh orang tuanya sendiri seperti bodoh, pemalas, dan sebagainya hanya karena tidak pernah mendapat peringkat di kelas. Dari kejadian itu, saya berinisiatif menawarkan diri kepada orang tua agar anaknya bisa ikut bimbingan belajar tiap sore,” tutur Aan kepada Amanat.id via WhatsApp.
Dari pengalaman mengajar secara sukarela tersebut, Aan belajar banyak hal yang memiliki pengaruh atas pencapaian dan prestasinya.
“Dari situ saya banyak belajar terutama mengenai Psikologi dan pendidikan. Juga memacu saya untuk terus belajar,” ujar Aan yang bercita-cita menjadi dosen.
Selain belajar dari pengalaman, Aan juga mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Mulai dari orang tuanya yang selalu tulus berdoa meskipun tidak pernah mengenyam pendidikan formal, wejangan dari wali dosen, serta mendapat dosen pembimbing skripsi yang suportif.
“Berkat bimbingan yang luar biasa dan doa-doa dari beliau-beliau itu, menurut saya sangat berpengaruh terhadap apa yang telah saya capai,” pungkasnya.
Reporter: Rizkyana Maghfiroh