Amanat.id– Efri Arsyad Rizal, mahasiswa asal Yogyakarta, berhasil menjadi wisudawan terbaik Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) dalam Wisuda Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo ke-79, periode Februari 2021 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,82 (cumlaude). Rabu (17/02/2021).
Efri Arsyad Rizal atau biasa disapa Efri ini mengambil judul skripsi Vernacularization Analysis Towards Cakepan Suci Alquran Salinan Ring Basa Bali Skripsi tersebut meneliti tentang Al Quran Terjemah Bahasa Bali yang dibuat oleh H. Ahmad Iwan Darmawan alias I Wayan Rupa Mengwi yang ia selesaikan dalam waktu hampir 1 tahun.
Meskipun dalam keadaan pandemi, tak lantas menyurutkan semangat Efri untuk menyelesaikan tanggungan akademiknya. Bagi Efri, pandemi jangan dijadikan alasan untuk menyerah.
“Pandemi tak cukup jadi alasan saya untuk menyerah. Jika kita tidak beradaptasi, kita lah yang akan kalah,” katanya saat dihubungi Amanat.id pada Selasa (16/02/2021)
Di awal pengerjaan, Efri sempat mengalami kendala namun ia selalu mengonsultasikan dengan dosen pembimbing terkait. Efri pun mengaku jika komunikasi antara dirinya dengan pembimbing berjalan dengan baik.
“Dulu sempet ada kendala. Tapi alhamdulillah, saya selalu komunikasi dengan dosen pembimbing hingga akhirnya terselesiakan dengan baik,” terang mahasiswa Ilmu Alquran dan Tafsir tersebut.
Sama seperti mahasiswa lain, Efri juga merupakan salah seorang mahasiswa aktif di kampus. Ia mengikuti berbagai organisasi dan memegang peranan yang cukup penting. Meski begitu ia tetap bisa mengolah waktunya sebaik mungkin.
“Saya hanya mengusahakan untuk mengatur waktu semaksimal mungkin. Seperti contoh, saya peta-petakan terlebih dahulu mana saja waktu untuk HMJ, UKM dan perkuliahan. Jadi saya bisa melaksanakan setiap kegiatan tanpa meninggalkan/mengabaikan kewajiban saya yang lain,” tuturnya.
Terinsipirasi beberapa sosok penting
Keberhasilan Efri dalam meraih predikat wisudawan terbaik FuHum, tak lepas dari beberapa sosok penting yang ia jadikan panutan selama menjalani masa kuliah. Efri bercerita, dirinya menjadi pengagum dua tokoh besar Indonesia Quraish Shihab dan B.J Habibie. Menurut Efri, dua tokoh itu bisa menyeimbangkan antara keilmuan bidang agama dan umum.
“Quraish Shihab dan B.J Habibie adalah inspirasi saya. Mereka bisa menyeimbangkan antara keilmuan bidang agama dan umum. Sehingga konteks saya, sekalipun dari jurusan agama, secara tidak langsung saya harus juga bisa seimbang dalam pengetahuan umum,” jelasnya.
Tak hanya dua sosok terkenal di atas, diakui Efri ada tokoh penting lain yang berperan di balik layar selama ia menempuh pendidikan strata satu (Sarjana) di UIN Walisongo. Sosok itu tak lain adalah orang tua yang selama ini menjadi panutan sekaligus semangatnya selama ini.
Bahkan, saat mendengar kabar dirinya menjadi wisudawan terbaik FuHum, Efri tak kuat menahan air mata. Efri pun tak menyangka jika apa yang selama ini ia lakukan, terbayarkan dengan hasil yang memuaskan. Efri lantas menyampaikan beberapa ucapan terimakasih yang hangat untuk kedua orang tuanya.
“Tentu banyak yang ingin saya sampaikan dan pasti sangat banyak. Namun di sini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Alm. Bapak dan Ibu saya,” pungkasnya.
Reporter: Erlita Mirdza Septyasningrum
Editor: Syamsul