Dekan FITK memberikan pengarahan kepada mahasiswa saat Pembekalan PPL di Lapangan Dekanat Kampus II, Senin (24/7/2017). |
Sebanyak 554 mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Walisongo bakal mengajar 46 sekolah di Kota Semarang, Kabupaten Kendal dan Kabupaten Grobogan. Mereka merupakan mahasiswa yang akan mengikuti Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).
“Ada satu mata kuliah khusus yang wajib diambil mahasiswa untuk terjun langsung mengajar yang disebut PPL” kata Dekan FITK, Raharjo saat upacara pelepasan PPL di Lapangan Dekanat Kampus II, Senin (24/7/2017) melalui siaran pers.
Ada enam program studi yang diterjunkan mengikuti PPL ini, yaitu PAI, PGMI, MPI, PIAUD PBA dan PBI. Seebelum diterjunkan, mahasiswa telah mengikuti latihan mengajar dengan mata kuliah micro teaching dan mendapatkan pembekalan PPL.
Raharjo berpesan agar mahasiswa menjaga nama baik almamater dan siap mengahadapi tantangan di lapangan. Ia juga mengingatkan bahwa tantangan masa masa depan begitu kompleks. “Maka dari itu, seluruh peserta PPL harus dibekali dalam memepersiapkan tantangan di depan mata, khususnya tantangan yang akan dihadapi pada pelaksanakan PPL” tegasnya.
Jebolan Monash University Australia ini juga menyampaikan, sikap positif dan profesional,selama mengikuti PPL penting untuk dijaga. “Sikap positif artinya adalah prilaku yang baik sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan yang berlaku dalam masyarakat. Mahasiswa harus disiplin, setia kawan, bertangung jawab dan memiliki toleransi yang tinggi” tuturnya.
Dengan adanya PPL semacam ini, lanjut Raharjo, penting untuk ketrampilan profesional mahasiswa. Bentuk profesionalitas itu dapat diwujudkan dengan cara mencintai pekerjaan yang sedang ditekuni, tidak hanya asal kerja akan tetapi menjadi passion. Selain itu ditunjang dengan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
“Calon guru jangan hanya melakukan transfer ilmu saja, akan tetapi ada transformasi sikap dan pengetahuan peserta didik dengan menciptakan lingkungan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan,” kata Raharjo.
Cara ini, maka suasana kelas akan menjadi pembelajaran yang gembira dan berbobot.
Reporter: M. Syafiun Najib
Editor: Chalia Mufida