• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Rabu, 18 Mei 2022
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Black Death, Pemusnah Manusia di Masa Lalu

Angka kematian Black Death ini di antara 75-200 juta jiwa atau sepertiga hingga dua pertiga populasi punduduk eropa.

Shokhiful Fikri by Shokhiful Fikri
2 tahun ago
in Artikel
0

 

black death pandemic
Sumber Ilustrasi: Historic UK

Jauh sebelum kita mengenal Covid-19 atau Virus Corona, dunia khususnya Eropa pernah dilanda pandemic penyakit yang luar biasa mematikan pada pertengahan abad 14. Bahkan Covid-19 masih kalah mengerikan daripada penyakit satu ini. Karena saat itu perkembangan dunia kedokteran masih belum maju seperti saat ini, penyakit ini tidak bisa dibendung penyebarannya dan hampir tidak bisa diobati.

Penyakit ini dinamakan Black Death karena pada penderitanya terdapat benjolan hitam yang berasal dari pembengakakan darah. Benjolan ini ada yang seukuran telur hingga sebesar buah apel. Penderitanya akan merasakan sakit yang luar biasa, dan jika tidak ditangani selama jangka waktu seminggu, maka penderitanya sangat besar kemungkinannya untuk mati.

Angka kematian Black Death ini di antara 75-200 juta jiwa atau sepertiga hingga dua pertiga populasi punduduk eropa. Angka itu lebih besar daripada korban perang terbesar sepanjang sejarah yaitu PD II yang korbannya hanya sekitar 62 juta jiwa. Oleh karenanya, benua Eropa menjadi daratan paling menyedihkan pada jamannya, bahkan ada yang mengatakan bahwa benua Eropa seperti tanah tak bertuan karena ditinggal mati penduduknya.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri bernama Yersinia Pestis yang dibawa oleh lalat dan kemudian disebarkan oleh tikus. Buruknya saluran sanitasi menjadi penyebab utama mudahnya penyebaran penyakit ini.

Baca juga

Kita yang Semakin Dibodohi Oleh Buku Motivasi

Malas Bekerja secara Tim, Mau sampai Kapan?

Terjerat Tali Gembala Media Sosial

Cara penanganannya saat itu pun juga terbilang aneh. Dokter akan memberikan topeng khusus yang memiliki moncong dihidung yang berbentuk semacam paruh burung untuk mencegah penyebarannya. Fungsi moncong pada topeng itu adalah untuk menaruh lavender untuk bebauan. Pastinya hal semacam itu tidaklah berfungsi untuk mengatasi Black Death.

Maklum, pada saat itu daratan yang kini dijuluki Benua biru tersebut, masih mengalami masa kegelapan. Sarana dan prasarana disana masih tertinggal jauh dari negara-negara lain. sama halnya dengan perkembangan ilmu dan teknolgi kedokteran, Benua Eropa tidak bisa melakukan lebih selain berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi Black Death.

Sebenarnya, penyakit ini tidak hanya mewabah di benua eropa, akan tetapi hampir di seluruh dunia juga mengalaminya. Black Death ini tersebar sampai Afrika, Asia, dan bahkan hingga kawasan asia tenggara termasuk Indonesia. Mesir bahkan kehilangan hingga 40 persen dari penduduknya karena dampak penyakit ini.

Walaupun status pandeminya hanya berlangsung sekitar 4 tahun, akan tetapi Black Death ini masih menjadi penyakit yang mematikan sampai sekarang. Pada akhir tahun 2019 sebelum merebaknya Virus corona, China mencatatkan dua kasus pandemi tersebut.

Penulis: Muhamad Shokhiful Fikri

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: black deathCovid-19uin walisongowabah dunia
Previous Post

Terima Aduan Mahasiswa, WD I FDK Beri Imbauan Kepada Dosen

Next Post

Tindak Lanjuti Penyebaran Covid-19, UIN Walisongo Keluarkan Kebijakan Akademik Baru

Shokhiful Fikri

Shokhiful Fikri

Related Posts

Kita yang Semakin Dibodohi Oleh Buku Motivasi
Artikel

Kita yang Semakin Dibodohi Oleh Buku Motivasi

by Rizki Nur Fadilah
26 April 2022
0

...

Read more

Malas Bekerja secara Tim, Mau sampai Kapan?

28 Maret 2022
Ilustrasi terjerat tali gembala media sosial.

Terjerat Tali Gembala Media Sosial

22 Maret 2022
Ilustrasi pertemanan landak, saling menyakiti meski bermaksud baik.

Terjebak Pertemanan Dilema Landak

11 Maret 2022
Ilustrasi "terserah" (source: energibangsa.id)

Lebih Bijak Menggunakan Kata “Terserah”

8 Maret 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini

Terbaru! Inilah 40 Daftar Prodi dan Status Akreditasi UIN Walisongo 2022

12 Februari 2021

7 Atribut Ini Wajib Dikenakan Saat Wisuda

6 Maret 2018
Suasana Mahad Walisongo yang berada di kampus 2 UIN Walisongo  Semaran (Doc. Amanat)

Ini 11 Pondok Pesantren Dekat UIN Walisongo

12 Juli 2018

Ini Filosofi Toga yang Harus Wisudawan Tahu

6 Maret 2018
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2020 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2020 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend