Amanat.id- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo bersama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Forum Studi Bahasa dan Akademik (Forsha) mengadakan International Seminar bertemakan “The Role of Religion on Political Contestation in Indonesia: Anthropological Perspective”, Senin (20/5/2024).
Acara yang diadakan di Gedung Rektorat Kampus 3 tersebut menghadirkan Professor Antropologi dan Studi Agama University of North Florida, Prof. Ronald A. Lukens-Bull sebagai pemateri.
Ronald mengatakan bahwa berpolitik tidak hanya tentang suatu kekuasaan.
“Politik bukan hanya kekuasaan yang digunakan oleh seseorang yang punya terhadap orang yang tidak punya,” ucapnya.
Melainkan, sambung Ronald, rasa hormat mahasiswa pada dosennya dengan rasa terpaksa juga merupakan politik.
“Bagaimana caranya mahasiswa terpaksa memberi kehormatan kepada dosen, itu juga politik,” tuturnya.
Ia juga mengumpamakan politik pada para pengemis yang berhijab tapi menggunakan salib.
“Di Jogja, banyak pengemis memakai salib tapi berhijab, itu juga dapat dikatakan sebagai politik agar dikasihani,” jabarnya.
Lanjutnya, bentuk politik lainnya yaitu tetap adanya penjual minuman keras (miras) di pusat perbelanjaan meski sudah dilarang.
“Miras masih bisa dibeli di toko yang lebih mahal seperti di mall, karena sekalipun muslim tidak boleh meminum miras, penjual tidak peduli,” ujarnya.
Hal-hal sederhana itu dapat menjadi unsur yang sangat berpengaruh dengan politik.
“Dari hal kecil dapat dibahas dan dikaji pada sisi politik. Penggunaan simbol juga sangat menarik,” tutupnya.
Reporter: Nailatul Fitroh
Editor: Gojali