Amanat.id- Nurul Uzdhma Tastia, mahasiswi asal Semarang, berhasil menjadi wisudawan terbaik Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) dalam Wisuda UIN Walisongo ke-78 periode Agustus 2020 dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,94 (cumlaude). Kamis, (06/07/2020)
Skripsi berjudul The Implementation of Religious Tolerance in Edi Mancoro Islamic Boarding at Gedangan Tuntang Semarang The Central Java (living Quran Studi“, ia selesaikan selama kurang lebih lima bulan. Uzdhma, sapaan akrabnya lantas mengejar hafalan 100 hadis dan 1 juz Alquran dalam kurun waktu satu bulan.
Untuk mencapai target, Uzdhma membiasakan dirinya selalu menghargai waktu, membuat peta target, konsisten, disiplin, pantang menyerah dan mengeluh. Ia juga senantiasa berbakti kepada orangtua, guru, dan dosen.
“Saya ada tiga kunci sukses. Pertama, jangan pernah sakiti hati orang tua, selalu meminta doa dan support dari mereka. Kedua, minta restu dari guru dan dosen, jangan putus silaturahmi dengan mereka meski secara online. Karena setelah bertemu dengan para alim, membuat kita lebih dekat dengan Tuhan dan menumbuhkan semangat belajar yang luar biasa.”
Selanjutnya, kunci yang ketiga menurut Uzdhma adalah senantiasa beribadah, memperbaiki tingkah laku, dan beramal saleh.
“Di manapun kita berada, dengan siapapun kita berbicara dan bertemu, berbuatlah baik dengan mereka. Karena Allah akan mengamini segala tindakan kita,” lanjutnya.
Aktif Organisasi dan Berprestasi
Uzdhma aktif dalam berbagai organisasi, baik internal maupun eksternal kampus. Seperti menjadi sekretaris bidikmisi UIN Walisongo angkatan 2016, pengurus Ma’had Ulil Albab, serta bendahara umum forum bidikmisi Jateng DIY wilayah V.
Selain aktif berorganisasi, Uzdhma juga menyabet sederet prestasi. Mulai dari juara 4 debat Bahasa Inggris saat Orsenik, menjadi Liaison Officer (LO) cabang atletik negara Myanmar dalam Asean School Games Juli 2019, dan juara 1 Tafsir Quran Bahasa Inggris pada MPQ Nasional di Boyolali.
Seperti kata peribahasa, tak ada laut yang tak berombak. Begitu pun dengan Uzdhma. Di balik prestasi dan keberhasilannya, ada masalah utama yang menghadang, yaitu faktor finansial. Namun, ia berhasil menyiasatinya melalui program bidikmisi serta menambah pemasukan dengan menjadi pengurus kantin Ma’had Al Jam’iyah dan guru les.
“Saya sempat mengalami kesulitan finansial beberapa saat, sebelum akhirnya dapat bidikmisi dan kerja sampingan, ” ucap uzdhma.
Uzdhma tidak berputus asa. Ia bertekad kuat untuk menyelesaikan pendidikan. Ia bahkan bermimpi melanjutkan studi di Australia hingga program doktoral. Baginya, belajar adalah salah satu cara untuk beribadah dan mengagumi segala kehebatan dan anugerah Tuhan yang ada di dunia dan akhirat.
“Ilmu Tuhan itu sangatlah luas. Bertahun-tahun kita hidup untuk apa jika tidak menimba ilmu?” pungkasnya.
Reporter: Rizkyana Maghfiroh
Editor: Salim