Amanat.id- Usai dihadapkan pada kejenuhan menatap layar ponsel pada kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2021, mahasiswa baru mendapat sedikit angin segar. Pasalnya, keinginan untuk membangkitkan kembali euforia mahasiswa baru di tengah pandemi ini, bakal terealisasi.
Hal itu tak lepas dari beberapa cabang perlombaan di ajang Olahraga, Seni, Ilmiah, dan Akademik (Orsenik) tahun 2021 yang bakal digelar secara offline pada Senin-Jumat, 11-15 Oktober 2021.
Dari berbagai cabang perlombaan, ada beberapa jenis lomba yang berpotensi digelar secara offline. Lomba tersebut berasal dari kategori olahraga, bela diri dan seni.
Dari cabang olahraga, ada 8 lomba yang diajukan untuk dilaksanakan secara offline. Setelah diadakan audiensi, hanya 1 lomba yang masih dipertimbangkan, yaitu bola basket.
Delapan lomba tersebut meliputi futsal, bulu tangkis, tennis meja, bola voli, lari sprint 100 M, wall climbing, dan catur. Untuk lomba jenis E-Sport berupa mobile legends dan PUBG, digelar secara online.
Wakil Rektor III Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Achmad Arief Budiman mengatakan, jenis olahraga bola basket di UIN Walisongo masih belum eksis. Hal itu dibuktikan ketika dalam ajang Invitasi Pekan Pengembangan Bakat dan Minat Mahasiswa (IPPBMM) VIII Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), UIN Walisongo tidak mengirimkan kontingen untuk atlet bola basket.
“Beberapa kali even nasional, kita memang tidak mengirim atlet pada lomba basket. Padahal, di situ ada lombanya,” sesal Arief.
Akan tetapi, kegelisahan Arief melihat minimnya atlet basket di UIN Walisongo, terbayarkan di oleh forum rapat. Mereka yang hadir di dalam forum meyakinkan Arief untuk melaksanakan lomba bola basket di Orsenik digelar secara offline.
Terkait pelaksanaan cabang lomba bela diri yang diusulkan digelar secara offline, Arief Budiman dengan tegas menolak. Menurutnya, bela diri adalah kategori lomba yang mempunyai kontak fisik secara langsung.
Arief menyarankan kepada panitia cabang lomba beladiri untuk mengalihkan jenis lomba yang semula dari kategori “Laga” menjadi kategori “Seni” dan pelaksanaan diubah dalam bentuk online.
“Kalau laga kan jelas ada kontak fisik langsung. Beda dengan seni yang lebih menonjolkan keindahan gerakan, jadi online,” tegas Arief.
Sementara, di cabang Seni, lomba Kaligrafi, kreasi baris-berbaris, musikalisasi puisi, tari kreasi dan lomba tulis sastra diperkenankan digelar secara offline.
Lomba Kaligrafi yang sebelumnya diusulkan secara online, dirubah pelaksanaannya menjadi offline. Pertimbangan yang diambil adalah, selain adanya potensi kecurangan yang lebih terstruktur ketika lomba sedang berlangsung, kategori kaligrafi merupakan lomba yang paling minim interaksi dengan peserta lain.
Kepala Biro Administrasi Akademik (AAKK), Kemahasiswaan dan Kerjasama, Syaifuddin Zuhri mengatakan peserta lomba Kaligrafi lebih banyak menghabiskan waktu untuk berdiam di tempat kerja masing-masing.
Syaifuddin justru menyoroti adanya kemungkinan peserta membeli lukisan kaligrafi dari toko untuk kemudian diklaim sebagai hasil karya sendiri.
“Kalau dilaksanakan online, ini kaligrafi bisa jadi peserta beli di pasar kemudian direkayasa untuk dilombakan. Kan bisa saja itu kalau lomba ini di-online-kan,” katanya.
Selain beberapa cabang lomba tersebut yang berpotensi digelar secara offline, namun mahasiswa harus menunggu keputusan dari Rektor UIN Walisongo dalam pengambilan keputusan akhir terkait keberlanjutan teknis pelaksanaan Orsenik tahun ini.
Reporter: Agus Salim I