• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Sabtu, 28 Januari 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Bagaimana Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan Gawai

Penelitian yang dilakukan oleh Society Radiology Amerika Utara dengan mengambil sampel remaja mengungkapkan kecanduan gawai memiliki skor lebih tinggi dalam hal depresi, kegelisahan, insomnia, dan impulsif.

Ivatunisa Khasanah by Ivatunisa Khasanah
3 tahun ago
in Artikel
0
Sumber Ilustrasi: Shutterstock.com

Gawai yang memudahkan pekerjaan manusia ternyata juga memiliki dampak negatif jika kita tidak menggunakannya dengan tepat. Misalnya, penggunaan gawai untuk membuka media sosial yang tujuan awalnya mencari hiburan setelah lelah beraktifitas. Hal ini biasa dilakukan, namun tanpa kita sadari membawa efek ketergantungan serta menghabiskan waktu.

Terlalu sering menggunakan gawai bukan untuk keperluan penting, namun hanya untuk bermain atau hiburan bisa membuat seseorang menjadi kecanduan. Penelitian yang dilakukan oleh Society Radiology Amerika Utara dengan mengambil sampel remaja mengungkapkan kecanduan gawai memiliki skor lebih tinggi dalam hal depresi, kegelisahan, insomnia, dan impulsif.

Seseorang yang kecanduan gawai umumnya lebih rentan merasa sedih, putus asa, dan kehilangan minat dalam hidup. Salah satu sebabnya bisa timbul karena ada perasaan untuk membandingkan diri sendiri dengan teman di media sosial yang meraih keberhasilan secara cepat, atau gaya hidup influencer dan artis yang terlihat lebih bahagia.

Melihat fenomena ini setiap individu seakan dihimbau untuk meningkatkan kesadaran batas-batas penggunaan gawai. Yaitu kesadaran akan durasi menggunakan gawai yang tidak boleh terlalu lama. Karena penggunaan gawai yang terlalu lama dapat menggangu pola tidur dan kesehatan.

Sumber Ilustrasi: Pixabay.com

Penelitian yang dilakukan oleh Rensselar Polytechnic Institute di New York mengatakan cahaya yang menyala dari gawai dapat mengganggu siklus tidur, karena paparan cahayanya dapat menurunkan kadar hormon melatonin dalam tubuh hingga 23 persen. Seseorang akan terus menerus kesulitan tidur jika setiap malam terpapar cahaya gawai. Ia akan tidur larut yang mengakibatkan bangun tidur dengan badan lemas dan berdampak pada hari yang akan ia jalani.

Baca juga

Pergeseran Makna Cancel Culture di Media Sosial

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

Bahaya Flexing di Media Sosial

Dalam mengatasi hal ini perlu manajemen penggunaan gawai dengan membatasi durasi waktu pengoprasian dalam sehari. Tentukanlah batas-batas waktu dan prioritas penggunaan gawai untuk hal-hal yang penting atau perlu sesuai kebutuhan.

Memanfaatkan gawai dengan bijak bisa dilakukan sejak dini dengan pembiasaan. Misalnya, lebih mengutamakan penggunaan gawai untuk alat komunikasi atau bekerja. Serta mengurangi penggunaan gawai untuk hiburan yang dapat menuntun pada sikap kecanduan. Nah, apakah saat ini kita sudah bijak dalam menggunakan gawai?

Penulis: Ivatunisa Khasanah

  • 1share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 1
Tags: artikelGadgetgawaihandphonemanajemen pengunaan gawai
Previous Post

Menjadi Mahasiswa Entrepreneur ala Rasulullah

Next Post

5 Karakter yang Harus Kamu Pahami Sebelum Jadi Relawan

Ivatunisa Khasanah

Ivatunisa Khasanah

Related Posts

cancel culture di media sosial
Artikel

Pergeseran Makna Cancel Culture di Media Sosial

by Redaksi SKM Amanat
6 Desember 2022
0

...

Read more
ngeri-ngeri sedap komunikasi anak dan orang tua

Ngeri-Ngeri Sedap: Pentingnya Komunikasi dalam Keluarga

1 Desember 2022
flexing di media sosial

Bahaya Flexing di Media Sosial

13 November 2022
perdebatan di media sosial

Saat Celetukan Ringan di Media Sosial Menjadi Perdebatan Panjang

2 November 2022
cancel culture

Maraknya Tren “Cancel Culture”; Seberapa Parahkah?

31 Oktober 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Mahasiswa UIN Walisongo kena tipu online

Mahasiswa UIN Walisongo Kena Tipu Online, Rugi 8 Juta Lebih

5 Januari 2023
FISIP UIN Walisongo

Keluarga Mahasiswa Korban Penipuan Berharap Dapat Bantuan Dari Kampus

5 Januari 2023
Wisuda UIN Walisongo

Kantongi Berbagai Respon atas Diundurnya Jadwal Wisuda UIN Walisongo 

20 Januari 2023
Ma’had Al Jami’ah Kampus 2, UIN Walisongo.

Ma’had Online UIN Walisongo Sebagai Syarat Kelulusan MK Bahasa Arab

19 Januari 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend