
Amanat.id- Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo menggandeng Jaringan Gusdurian serta Konferensi Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) mengadakan acara Gus Dur Memorial Lecture di Gedung Rektorat Kampus 3, Rabu (30/8/2023).
Acara yang bertema “Gus Dur dan Kebijakan Adil Gender” diselenggarakan dalam rangka merayakan hari ulang tahun Gus Dur.
Menurut Ketua Majelis Musyawarah KUPI, Badriyah Fayumi, sosok Gus Dur bagaikan buku yang tidak ada tamatnya.
“Kalau diibaratkan, Gus Dur itu seperti buku yang tidak ada tamatnya,” ujarnya.
Ia menuturkan, Gus Dur merupakan pribadi yang konsisten atas pemikiran dan ide-ide besar.
“Gus Dur sangat konsisten dengan pemikiran serta ide-ide besar,” ucapnya.
Badriyah juga mengatakan, Gus Dur menjadikan kemanusiaan sebagai landasan.
“Bagi beliau, kemanusiaan menjadi landasan karena agama lahir untuk kemanusiaan,” katanya.
Gerakan islam, lanjutnya, dengan tujuan kebangkitan merupakan cara untuk mewujudkan masyarakat yang adil, demokratis, berkedaulatan hukum, dan santun pada pluralitas.
“Gerakan islam dengan tujuan kebangkitan islam merupakan tujuan universal bagi manusia untuk mewujudkan masyarakat yang adil, demokratis, berkedaulatan hukum, serta lebih santun pada pluralitas,” paparnya.
Badriah menyampaikan betapa pentingnya melihat pemikiran dasar sosok Gus Dur.
“Sederhana, tetapi besar dan tidak mudah; mampu mengonstruksikan hal besar yang rumit menjadi sederhana, tetapi tidak secara mudah,” pungkasnya.
Reporter: Salsabila
Editor: Fathur