Amanat.id – Pendiri Pondok Pesantren Assalafi Miftahul Huda Grobogan, KH. Munir Abdullah terangkan standar sukses Sayyidina Ali saat memberikan tausiyahnya dalam rangkaian Dies Natalis ke-49, Majlis Dzikir Maulidurrasul Saw & UIN Walisongo Berdzikir 2019, di Auditorium 2 kampus 3 UIN Walisongo, Sabtu (30/03/2019).
Dalam tausiyahnya, KH. Munir Abdullah atau yang kerap disapa Kiai Munir, terangkan amalan yang bisa menjadikan orang sukses yaitu dzikir, tahlil, mauludan atau sholawatan atau manaqib.
Ia juga mengatakan, jika ingin sukses dunia dan akhirat, salah satu resepnya yaitu suka berdzikir, suka sholawatan, dan suka dengan orang-orang shaleh.
“Nak kulo lan panjenengna sedoyo pingin sukses, sukses dunyone, sukses akhirote, salah satu resepe ingih meniko remen dateng dzikiran, remen dateng sholawatan, lan remen dateng tiang-tiang ingkang sholeh.” jelas Yai Munir.
Selanjutya, beliau menambahkan bahwa sukses itu relatif. Ada yang mengartikan bahwa sukses itu adalah jika memiliki harta yang luar biasa. Ada pula yang melihat sukses dari jabatan atau pangkatnya. Tetapi yang dimaksud sukses menurut Kiai Munir yaitu sukses standarnya Sayyidina Ali.
“Sukses standaripun Sayyidina Ali, Sayyidina Ali dawuh bahwa suksese sukses niku adalah apabila kulo njenengan mbesuk ketika dipanggil oleh Allah, menghembuskan nafas terakhir dalam keadaaan Iman dan Islam ‘alarridho wakhusnil khotimah,” tambah Kiai Munir.
Lebih jelas lagi ia menerangkan, ketika meninggal dalam keadaan khusnul khotimah merupakan suksesnya sukses. Jika nanti mati, akan membawa apa yang dilakukan semasa hidupnya.
“Jika semasa hidupnya melakukan kebaikan, maka mati akan membawa kebaikan semasa hidupnya. Tetapi jika melakukan keburukan, maka mati akan membawa keburukan.” terang kiai.
Ia juga menambahkan, jika hidupnya selalu suka berdzikir, membaca alqur’an, insya allah mati dalam keadaan membaca al-qur’an. Seneng sholat, insya allah mati dalam keadaan sholat.
“Orang tersebut akan meninggal membawa apa yang biasa dijalankan semasa hidup. Biasa dzikir, mati dalam keadaan dzikir. Jelas khusnul khotimah. Tidak ada tawaran.“ tuturnya.
Reporter: Nafiatul Ulum
Editor: Rima Dian P.