Amanat.id- Setelah melewati proses seleksi berkas, wawancara, dan tes bakat selama tiga bulan, akhirnya Grand Final Walisongo Campuss Ambassador (WCA) 2022 digelar di Gedung Rektorat lantai empat Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo pada, Sabtu (05/11/2022).
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama, Achmad Arief Budiman mengatakan jika WCA telah merepresentasikan partisipasi mahasiswa dalam membangun reputasi kampus UIN Walisongo Semarang.
“Partisipasi dan kontribusi mahasiswa dalam perguruan tinggi menjadi salah satu pilar dalam upaya membangun reputasi kampus, dan ini ditunjukkan dengan penyelenggaraan acara WCA,” ucapnya.
Widi Cahya Adi selaku penyelenggara acara mengatakan bahwa kampus membutuhkan mahasiswa yang dapat membantu dalam mempromosikan UIN Walisongo Semarang.
“Sejatinya, setiap mahasiswa adalah duta bagi kampusnya. Namun secara konkrit, kami ingin memilih sejumlah mahasiswa yang nantinya dimintai untuk pengabdian dalam mempromosikan UIN Walisongo,” jelasnya.
Gaiska, Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Kesehatan berhasil meraih selempang The Winner of WCA 2022 kategori duta putra, mengatakan bahwa dirinya ingin memberikan pemahaman mengenai urgensi kesehatan mental kepada mahasiswa.
“Saya ingin memberikan pemahaman mengenai pentingnya kesehatan mental di platform media sosial saya, karena kesehatan mental lebih berharga dari segalanya. Itu adalah langkah kecil yang akan saya lakukan dalam pengabdian saya terhadap kampus,” tuturnya.
Sedikit berbeda dengan Sufi, Mahasiswi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir yang juga berhasil meraih selempang The Winner of WCA 2022 kategori duta putri, mengatakan bahwa dirinya ingin memberikan contoh yang baik dan mengembangkan semangat literasi.
“Saya ingin menjadi contoh yang baik, seperti The Winner 2021 yang banyak meraih prestasi. Saya juga ingin mengembangkan semangat literasi di UIN Walisongo dengan sosialisasi lebih ekslusif untuk semua mahasiswa,” jelasnya.
Adapun M.M, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam merasa kurang setuju dengan adanya pemerataan setiap fakultas.
“Menurut saya, dari pihak panitia masih kurang selektif dalam memilih para finalis, karena adanya pemerataan di setiap fakultas. Jadi contohnya, dari fakultas a punya dua peserta peserta yang sangat layak, tetapi yang satu harus gugur karena adanya pemerataan fakultas,” katanya.
Reporter: Aissya
Editor: Nur Rzkn
(Telah diedit)