“Mengapa ada hari Senin, jika Minggu tuh menyenangkan”
Kalimat demikian sangat sering kita dapati di media sosial setiap hari Minggu akan berakhir. Mungkin juga di antara dari kita pernah menuliskan kalimat itu.
Hari Senin memang dianggap sebagai hari yang menyebalkan, lantaran rutinitas manusia ‘formal’ dimulai kembali setelah libur akhir pekan.
Beda tentunya dengan mereka yang berprofesi sebagai petani atau nelayan. Jenis manusia ini, bisa mempunyai kebebasan penuh untuk bekerja dan berlibur. Manusia ‘formal’ dituntut untuk mematuhi peraturan. Termasuk dalam bekerja dan berlibur.
Perasaan susah akan datangnya hari Senin juga banyak dirasakan mahasiswa UIN Walisongo. Lantaran mereka termasuk jenis manusia formal. Hehe
Terlebih lagi jika tugas kuliah menumpuk dan kita baru sadar, jika besok sudah hari Senin. Ada saja mahasiswa yang mengeluhkan hari senin, baik dunia nyata ataupun dunia maya. Hari senin layaknya “Monster Jahat” yang akan menerkam mahasiswa yang mau tak mau harus kembali kuliah setelah liburan.
Menurut survei, orang menghabiskan waktu 34 menit mengeluh di hari Senin. Sementara hari lain? Cukup 22 menit saja. Hasil riset Flomax Relief terhadap 2 ribu orang dewasa membuktikan, merasa lemas dan tidak enak badan adalah masalah umum di hari Senin.
Ada berbagai alasan yang sering mereka keluhkan dengan hari senin, ini sudah menjadi penyakit tahunan mahasiswa, diantaranya tugas yang belum selesai dan liburan yang belum puas. Mereka yang membenci hari Senin belum siap akan kenyataan, bahwasanya mereka harus balik ke rutinitasnya sebagai mahasiswa. Kuliah, tugas, dan UAS.
Terlena dengan liburan
Mungkin banyak sekali dari kita yang pernah merasakan ini, terlalu enjoy menikmati liburan, hingga terlena dengan kewajiban kita, tugas kuliah misalnya. Entah tugas UAS, laporan praktikum, rencana garap skripsi, atau tugas lainnya. Akibatnya satu hari sebelum deadline, kita bekerja mati-matian dengan sistem kebut semalam.
Cara mengatasi ketakutan dengan hari senin karena tugas menumpuk ya dikerjakan hari sebelumnya atau mencicil pekerjaan yang sudah diberikan. Meskipun mengerjakan tugas saat liburan memang sangat menganggu, tapi menunda-nunda mengerjakan tugas malah lebih berat.
Akibatnya saat liburan berakhir, bukannya rasa rileks yang didapat, namun tekanan akibat memikirkan setumpuk tugas yang menggunung sudah menguasai pikiran.
Ada banyak tipe mahasiswa, ada teman saya mengatakan, bahwa ia harus balik ke perantauan lebih cepat demi untuk mengerjakan tugas, sebab dirumah baginya tidak bisa untuk mengerjakan tugas yang menumpuk, namun tidak semudah itu bagi sebagian mahasiswa, balik ke perantauan usai libur, apalagi libur lebaran sangatlah berat, terlebih mahasiswa yang rumahnya jauh. Momen momen kumpul bersama keluarga sangatlah jarang mereka rasakan.
Ingat tujuan awal
Orang yang belum bisa moveon dari liburan tentu ogah-ogahan menyambut hari senin. Tapi dibalik itu semua, kita harus ingat tujuan awal kita disini untuk apa. Pencapaian apa saja yang ingin kita raih.
Kegalauan pascaliburan akan sirna jika kita melihat tantangan yang ada di depan mata. Hidupkan lagi jiwa-jiwa produktif itu. Hari senin bukan monster jahat. Ingat mimpi kamu saat kamu lelah. Ingat orang tua kamu saat kamu susah.
Pramoedya Ananta Toer pernah mengatakan,
“Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan berhasil, dan berhasillah kau; anggap semua pelajaran mudah, dan semua akan jadi mudah; jangan takut pada pelajaran apa pun, karena ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua”
Jadi, kuncinya adalah kita harus berani melawan ketakutan dan kebencian kita terhadap hari senin. Kita tidak boleh selamanya membenci hari senin bukan?
Sesingkat apapun rasanya liburan, kita harus tetap kembali pada rutinitas kita sebagai mahasiswa. Sebenarnya, singkat atau lamapun juga relatif. Setiap orang punya cara pandang berbeda.
Jika liburan diisi dengan kegiatan yang menyegarkan otak, paling lama seminggu sudah cukup. Tapi kalau untuk menyembuhkan hati yang luka nampaknya satu tahun liburan, mungkin, belum juga bisa. Hehehe
Selamat menyambut hari Senin !
Penulis: Rima Dian Pramesti