• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Selasa, 7 Februari 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Apa yang Salah dengan Hari Senin?

Sesingkat apapun rasanya liburan, kita harus tetap kembali pada rutinitas kita sebagai mahasiswa.

Rima Dian Pramesti by Rima Dian Pramesti
4 tahun ago
in Esai
0
(Sumber Foto: www.realita.co)

“Mengapa ada hari Senin, jika Minggu tuh menyenangkan”

Kalimat demikian sangat sering kita dapati di media sosial setiap hari Minggu akan berakhir. Mungkin juga di antara dari kita pernah menuliskan kalimat itu.

Hari Senin memang dianggap sebagai hari yang menyebalkan, lantaran rutinitas manusia ‘formal’ dimulai kembali setelah libur akhir pekan.

Beda tentunya dengan mereka yang berprofesi sebagai petani atau nelayan. Jenis manusia ini, bisa mempunyai kebebasan penuh untuk bekerja dan berlibur. Manusia ‘formal’ dituntut untuk mematuhi peraturan. Termasuk dalam bekerja dan berlibur.

Perasaan susah akan datangnya hari Senin juga banyak dirasakan mahasiswa UIN Walisongo. Lantaran mereka termasuk jenis manusia formal. Hehe

Baca juga

Bahaya Flexing di Media Sosial

Lenyapnya Identitas Kearifan Lokal dalam Arus Modernitas

Manusia dan Kehendaknya untuk Bebas

Terlebih lagi jika tugas kuliah menumpuk dan kita baru sadar, jika besok sudah hari Senin. Ada saja mahasiswa yang mengeluhkan hari senin, baik dunia nyata ataupun dunia maya. Hari senin layaknya “Monster Jahat” yang akan menerkam mahasiswa yang mau tak mau harus kembali kuliah setelah liburan.

Menurut survei, orang menghabiskan waktu 34 menit mengeluh di hari Senin. Sementara hari lain? Cukup 22 menit saja. Hasil riset Flomax Relief terhadap 2 ribu orang dewasa membuktikan, merasa lemas dan tidak enak badan adalah masalah umum di hari Senin.

Ada berbagai alasan yang sering mereka keluhkan dengan hari senin, ini sudah menjadi penyakit tahunan mahasiswa, diantaranya tugas yang belum selesai dan liburan yang belum puas. Mereka yang membenci hari Senin belum siap akan kenyataan, bahwasanya mereka harus balik ke rutinitasnya sebagai mahasiswa. Kuliah, tugas, dan UAS.

Terlena dengan liburan

Mungkin banyak sekali dari kita yang pernah merasakan ini, terlalu enjoy menikmati liburan, hingga terlena dengan kewajiban kita, tugas kuliah misalnya. Entah tugas UAS, laporan praktikum, rencana garap skripsi, atau tugas lainnya. Akibatnya satu hari sebelum deadline, kita bekerja mati-matian dengan sistem kebut semalam.

Cara mengatasi ketakutan dengan hari senin karena tugas menumpuk ya dikerjakan hari sebelumnya atau mencicil pekerjaan yang sudah diberikan. Meskipun mengerjakan tugas saat liburan memang sangat menganggu, tapi menunda-nunda mengerjakan tugas malah lebih berat.

Akibatnya saat liburan berakhir, bukannya rasa rileks yang didapat, namun tekanan akibat memikirkan setumpuk tugas yang menggunung sudah menguasai pikiran.

Ada banyak tipe mahasiswa, ada teman saya mengatakan, bahwa ia harus balik ke perantauan lebih cepat demi untuk mengerjakan tugas, sebab dirumah baginya tidak bisa untuk mengerjakan tugas yang menumpuk, namun tidak semudah itu bagi sebagian mahasiswa, balik ke perantauan usai libur, apalagi libur lebaran sangatlah berat, terlebih mahasiswa yang rumahnya jauh. Momen momen kumpul bersama keluarga sangatlah jarang mereka rasakan.

Ingat tujuan awal

Orang yang belum bisa moveon dari liburan tentu ogah-ogahan menyambut hari senin. Tapi dibalik itu semua, kita harus ingat tujuan awal kita disini untuk apa. Pencapaian apa saja yang ingin kita raih.

Kegalauan pascaliburan akan sirna jika kita melihat tantangan yang ada di depan mata. Hidupkan lagi jiwa-jiwa produktif itu. Hari senin bukan monster jahat. Ingat mimpi kamu saat kamu lelah. Ingat orang tua kamu saat kamu susah.

Pramoedya Ananta Toer pernah mengatakan,
“Kau akan berhasil dalam setiap pelajaran, dan kau harus percaya akan berhasil, dan berhasillah kau; anggap semua pelajaran mudah, dan semua akan jadi mudah; jangan takut pada pelajaran apa pun, karena ketakutan itu sendiri kebodohan awal yang akan membodohkan semua”

Jadi, kuncinya adalah kita harus berani melawan ketakutan dan kebencian kita terhadap hari senin. Kita tidak boleh selamanya membenci hari senin bukan?

Sesingkat apapun rasanya liburan, kita harus tetap kembali pada rutinitas kita sebagai mahasiswa. Sebenarnya, singkat atau lamapun juga relatif. Setiap orang punya cara pandang berbeda.

Jika liburan diisi dengan kegiatan yang menyegarkan otak, paling lama seminggu sudah cukup. Tapi kalau untuk menyembuhkan hati yang luka nampaknya satu tahun liburan, mungkin, belum juga bisa. Hehehe

Selamat menyambut hari Senin !

Penulis: Rima Dian Pramesti

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: antara hari libur dan seninapa yang salah dengan hari seninhari seninmembenci hari senin
Previous Post

Apapun yang Terjadi, Menulislah!

Next Post

Perihal Orang Bodoh yang Tidak Mau Mengakui Kebodohannya

Rima Dian Pramesti

Rima Dian Pramesti

Just a little girl, can't do anything. But drawing is my favourite. I'll draw smile on your heart.

Related Posts

flexing di media sosial
Artikel

Bahaya Flexing di Media Sosial

by Ridho Alamsyah
13 November 2022
0

...

Read more
kearifan lokal

Lenyapnya Identitas Kearifan Lokal dalam Arus Modernitas

25 Oktober 2022
Manusia yang ingin bebas, Manusia dan Kehendaknya untuk Bebas

Manusia dan Kehendaknya untuk Bebas

19 September 2022
Ilustrasi warna pelangi yang menjadi ikon LGBT. (Sumber: Pixabay)

Fenomena LGBT di Indonesia

9 September 2022
(Sumber gambar: Pixabay)

Bukan Sekadar Komentar, Mengkritik Film itu Harus Bijak

23 Juni 2022

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Jurnalisme Data UIN Walisongo

Pentingnya Jurnalisme Data, Amcor UIN Walisongo Fasilitasi LPM untuk Ikut Pelatihan

31 Januari 2023
Wisuda UIN Walisongo

Kantongi Berbagai Respon atas Diundurnya Jadwal Wisuda UIN Walisongo 

20 Januari 2023
Ma’had Al Jami’ah Kampus 2, UIN Walisongo.

Ma’had Online UIN Walisongo Sebagai Syarat Kelulusan MK Bahasa Arab

19 Januari 2023
Pelantikan DEMA UIN Walisongo

Studium General DEMA UIN Walisongo, Aziz Hakim Bahas Implementasi Mahasiswa Aktivis

1 Februari 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend