Amanat.id- Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo mengadakan seminar dalam rangka memperingati Dies Natalis Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) Indonesia ke-9, di Gedung KH. Sholeh Darat, Senin (27/5/2024).
Dengan mengangkat tema “Peran Pemuda Menjaga Kondusifitas Usai Pemilu dalam Sebuah Gerakan Menuju Indonesia Emas 2045”, Tenaga Ahli Staf Presiden, Ridlwan Habib hadir sebagai pemateri.
Dirinya menerangkan bahwa setiap zaman pasti memiliki pahlawan.
“Setiap zaman punya hero nya masing-masing,” terangnya.
Seperti halnya pada tahun 1908, sambung Ridlwan, adanya Budi Utomo karena andil pemuda dalam perkumpulan yang dibuat oleh mahasiswa Kedokteran Stovia.
“Jika saat itu mahasiswa Kedokteran Stovia tidak berkumpul dan membuat Maklumat Kebangkitan Indonesia, maka tidak akan ada Budi Utomo,” jelasnya.
Ia juga menerangkan peran pemuda di tahun 1928 dalam menyusun Sumpah Pemuda.
“Andai Moh. Yamin dan beberapa tokoh dari Madura tidak kumpul pada saat itu, maka tidak ada Sumpah Pemuda,” ucapnya.
Adapun peran anak muda, tambahnya, memiliki andil dalam proklamasi 1945 meskipun dengan memaksa Soekarno.
“Kalau kemudian Wikana dan kawan-kawan tidak memaksa Soekarno di Rengasdengklok, mungkin tidak terjadi proklamasi,” tambahnya.
Ridlwan juga mengatakan bahwa peristiwa yang terjadi pada masa reformasi 1998 merupakan bentuk pembelaan kepada rakyat.
“Kejadian tahun 1998 yang berhasil menjatuhkan Soeharto saat itu adalah bentuk pembelaan kepada rakyat,” tuturnya.
Ikut andil dalam perjuangan 98, dirinya menjelaskan peliknya tindakan represif, inflasi, hingga sulitnya berkeritik.
“Kondisi saat itu sangat represif, inflasi tinggi, dan kritik sangat sulit disampaikan bahkan dalam ruang tertutup sekalipun,” terangnya.
Menurutnya, kehebatan tahun 98 tidak dapat disamakan dengan masa kini.
“Kehebatan tahun 98 tentu tidak sesuai jika diterapkan pada saat ini,” katanya.
Sebab, Ridlwan mengatakan bahwa setiap zaman memiliki tantangan yang berbeda.
“Setiap zaman memiliki tantangan yang berbeda,” ucapnya.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa tantangan saat ini adalah Tech Savvy dan teknologi yang harus dimanfaatkan.
“Tantangan zaman sekarang itu Tech Savvy dan teknologi, bagaimana dengan adanya kemudahan bermain teknologi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang,” tutupnya.
Reporter : Dwi Khoiriyatun
Editor: Eka R.