
Merasa mampu menghadapi segala situasi baik saat sendiri maupun dalam keramaian merupakan hal yang melelahkan. Menjadi serba bisa tidak ada salahnya, tetapi hal itu menjadi kurang baik jika disertai tuntutan. Tanpa disadari, kita dituntut dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat berinteraksi dan sosialisasi antar sesama.
Seseorang yang dapat merasa nyaman dalam situasi sendiri maupun keramaian bisa disebut ambivert. Pada jurnal Psychological Science di laman akupintar.id, kepribadian ambivert yakni jika seorang lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, tetapi ia memiliki cara pandangnya sendiri. Selain itu, ia mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun.
Seperti yang kita tahu bahwa manusia diciptakan untuk saling membutuhkan. Ada kalanya kita bisa menyelesaikan suatu pekerjaan sendiri, tetapi tak jarang juga kita membutuhkan bantuan dari orang lain untuk menyelesaikannya. Semua harus berjalan selaras sesuai dengan kaidahnya.
Namun, bagaimana dengan manusia yang percaya tentang adanya kepribadian introver dan ekstrover?
Dilansir dari popbela.com, psikolog Carl Jung mengartikan introver ialah mereka yang cenderung mencari ketenangan dari dalam dirinya sendiri. Sedangkan ekstrover ialah mereka yang tidak menyukai kesendirian.
Jika kita sepakat dan berjalan sesuai dengan pernyataan Jung, seakan-akan manusia memiliki dua kepribadian yang tidak bisa menyatu. Mereka hanya mampu menghadapi situasi sendiri atau sebaliknya, yakni ramai saja. Padahal, kita tidak bisa memberatkan salah satunya jika ingin hidup di lingkungan sosial.
Menurut Jung, ada sebesar 38% populasi ambivert di dunia, sedangkan sisanya introver dan ekstrover. Hal tersebut menunjukan ada sepertiga manusia di bumi yang memiliki kepribadian ambivert.
Jika kita artikan, manusia yang meyakini diri mereka hanya memiliki sifat ekstrover atau introver saja secara tidak langsung sudah membuat batasan atas diri mereka. Hal tersebut akan menyulitkan mereka sendiri sebab tuntutan sosial itu pasti adanya. Tuntutan sosial itu seperti sikap kita dalam menghadapi situasi ketika sendiri atau saat berada di lingkungan sosial.
Kepribadian ambivert seolah-olah menjadi tuntutan setiap insan. Namun, bisa jadi merupakan kepribadian yang memang sudah dimiliki seseorang. Ia yang memiliki kepribadian ambivert akan lebih mampu mengondisikan kehidupan. Sebab memiliki kepribadian ambivert sangat diperlukan dalam menjalani hidup sebagai makhluk sosial.
Penulis: Aida Saskia Cahyani