Faradhela Happy Rahmadani, penyandang disabilitas fisik yang terus menggeluti dalam dunia seni. Dirinya bahkan pernah berperan aktif sebagai ketua panitia dalam acara Pemekaran Hasil Karya Lukisan di Hari Peringatan Disabilitas Internasional yang diselenggarakan di area Dinas Sosial Jawa Tengah pada 10 Desember 2023.
“Kenapa kita selalu memikirkan kekurangan. Kenapa kita tidak fokus pada kelebihan kita untuk mengembangkannya,” ucap Fara ketika menghadiri Harlah LKS-BMh Jawa Tengah, Sabtu (23/12).
Itulah kutipan yang selalu dipegang bahkan menjadi semangat tersendiri bagi Fara dalam menjalani hari-harinya.
Fara, terlahir dengan normal bahkan menyapa dunia seperti teman-temannya pada umumnya. Bermain, belajar dengan riang gembira ketika dirinya menduduki bangku sekolah dasar (SD).
Keriangan itu ternyata tidak melekat lama di wajah Fara. Badannya mulai merasakan panas tinggi berulang kali, bahkan sendinya mulai mengalami pembengkakan.
Berbagai gejala telah menimpa Fara ketika duduk di kelas 4 SD. Namun, waktu itu tidak ada yang tahu ketika dirinya telah mengalami penyakit rheumatik anak.
“Saat itu belum tahu kalau ada penyakit rheumatik anak. Sendi mengalami pembengkakan,” ucapnya.
Menurut Fara, penyakit yang dialaminya itu akan sering kambuh, meskipun ketika tidak kambuh dirinya dapat berjalan seperti biasa.
Fara mengaku jika orang-orang yang mengalami penyakit yang sama dengan dirinya akan lebih senang duduk daripada harus diminta untuk berdiri.
Pemalu yang Telah Hilang
Faradhela Happy Rahmadani, sering kali merasa malu atas apa yang hendak dijalaninya. Bahkan, ketika hendak berinteraksi dengan orang lain, dirinya selalu merasa ketakutan.
Namun rasa malu dan takut itu, kini telah dikalahkan Fara ketika mulai masuk di komunitas difabel.
Dirinya mengaku mulai percaya diri, ketika banyak belajar di Komunitas Sahabat Difabel (KSD) Semarang, terlebih pada public speaking.
“Mulai percaya diri, ketika masuk di komunitas,” katanya.
Berbagai kegiatan positif terus dilakukannya, meskipun banyak penolakan sering dialami Fara.
Fara mengaku dukungan dari keluarga sangat berpengaruh bagi orang-orang seperti dirinya untuk terus berkembang.
Di akhir kisah, Fara memberikan keyakinan kepada semua orang untuk tetap melanjutkan kehidupan dan terus berkembang.
“Saya percaya Allah menciptakan makhluknya dengan sempurna. Ingin membanggakan orang tua saya karena selalu men-support saya. Meskipun orang diluar sering terjadi penolakan,” pungkasnya.
Reporter: Nur Rzkn