• Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
Senin, 27 Maret 2023
  • Login
Amanat.id
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result
Amanat.id

Akhir Kisah Penggusuran Tambakrejo Dalam Pentas Siput dan Rumahnya

Sutradara Usma Amaliyach dalam produksinya kali ini ingin memperlihatkan penggusuran yang terjadi di wilayah Semarang baru-baru ini.

Nafiatul Ulum by Nafiatul Ulum
3 tahun ago
in Features
0
Pementasan Tetater “Siput dan Rumahnya” oleh KSK Wadas di Auditorium I UIN Walisongo, Selasa (23/12/2019) (Amanat/Rima).

Di sebuah perkampungan, tepatnya di bawah jembatan kota, para warga sedang melakukan aktivitasya di depan rumah. Siput sedang memperbaiki jaringnya yang rusak. Sedang Jono santai di depan rumah sambil bermain ukulele. Topan baru selesai dari kerjanya sebagai supir, sedangkan Lek Pardi asyik dipijat oleh Sumi istrinya.

Begitulah awal kisah pementasan teater berjudul “Siput dan Rumahnya” oleh Komunitas Seni Kampus Wahana Aspirasi Dakwah dan Seni (KSK Wadas) yang diselenggarakan di Auditorium I Kampus 1 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Selasa (23/12/2019).

Mengangkat tema kemanusiaan, naskah garapan Pepih Nurlelis ini disutradarai oleh Usma Amaliyach atau yang akrab disapa Tayo. Ratusan penonton yang hadir berasal dari komunitas teater dari Kudus, Semarang, dan Salatiga, alumni KSK Wadas, hingga mahasiswa umum pun hadir dan menyaksikan pementasan yang diselenggarakan dalam rangka studi pentas, perdana warga baru 2019.

“Astaga, monyet ngangkrem!” ucap Siput. Mereka sangat terkejut melihat segerombolan satpol PP datang mengepung, sehingga mereka berhenti melakukan aktivitasnya.

Sorot lampu yang mulanya terang tiba-tiba mati, suara rumah-rumah roboh serta atap yang berjatuhan memenuhi satu ruangan. Rintihan ibu-ibu menangis dan suara langkah kaki petugas yang membongkar paksa rumah membuat suasana makin pilu.

Baca juga

Tindak Lanjut Korban Pohon Tumbang di FDK Masih Menjadi Tanda Tanya

Menyatu dengan Alam Ala NU Backpacker Ungaran

Ketika Sawah Disulap Jadi Destinasi Wisata

Satu menit kemudian, sorot lampu menyala, setting telah berubah. Tinggalah puing-puing rumah yang berantakan. Penggusuran telah terjadi, warga terluka, bukan cuma badannya, tapi juga hatinya. Bahkan Lek Pardi mulai gila, menghadapi kenyataan rumahnya yang telah digusur dan tidak memiliki apa-apa lagi.

Pementasan Tetater “Siput dan Rumahnya” oleh KSK Wadas di Auditorium I UIN Walisongo, Selasa (23/12/2019) (Amanat/Rima).

Ki Demang sebagai petinggi desa menyarankan warganya agar mau berpindah ke rumah susun.

“Andai saja kalian mengikuti perintah saya dari awal, penggusuran ini tak akan terjadi,” ucap Ki Demang.

Siput bersikokoh tidak mau meninggalkan rumahnya karena rumah tersebut telah dihuninya selama belasan tahun dan telah menemaninya dalam suka maupun duka.

Jono, Kang Topan, dan beberapa warga mulanya sama seperti Siput, memilih menetap dan mengumpulkan puing-puing rumahnya yang telah hancur. Namun itu semua sia-sia. Mereka akhirnya mau mengikuti pemerintah untuk tinggal di rumah susun.

“Tinggalah kamu disini hingga menjadi bangkai.” kata Topan kepada Siput.

Pada akhir pementasan, Siput akhirnya benar-benar sendiri karena ditinggal semua warga. Seperti Tambakrejo yang akhirnya ditinggalkan penghuninya berpindah ke rusun di daerah Kalimati.

Dalam pentas tersebut dikisahkan bahwa penggusuran dilakukan pemerintah karena ingin menyelamatkan warganya dari dampak yang terjadi karena banjir, meskipun dampak tersebut belum melanda daerah yang dihuni Siput dan tetangga-tengganya tersebut.

Saat bincang naskah usai pentas, Tayo mengaku mengambil tema kemanusiaan karena melihat polemik penggusuran di Tambakrejo Semarang pada bulan Mei lalu.

“Terinspirasi dari penggusuran Tambakrejo yang sampai sekarang belum selesai, dan melihat ada beberapa warganya yang sampai sekarang masih memilih untuk tidak meninggalkan rumahnya,” ucap Tayo.

Pentas teater garapan KSK Wadas tersebut digarap dalam waktu satu bulan, meskipun digarap dalam waktu singkat, pentas tersebut telah berhasil membuat penonton melek sejak awal pementasan hingga akhir pementasan.

“Kami tidak memihak pada pemerintah maupun warga, kami hanya memperlihatkan sisi kemanusiaan pada korban saat mengalami penggusuran,” tandas Tayo.

Reporter: Nafiatul Ulum
Editor: Rima Dian P

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: ksk wadaspementasan siput dan rumahnya ksk wadaspenggusuran tambakrejoteater ksk wadas
Previous Post

Hidupkan Basket UIN, Tim Putri USBC Raih Juara 3 Tingkat Jateng DIY

Next Post

Kemenpora Ajak Aktivis UIN Walisongo Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

Nafiatul Ulum

Nafiatul Ulum

Related Posts

Beberapa mahasiswa FDK sedang berusaha menyelamatkan motor dari pohon tumbang di depan Labda FDK Kampus 3, UIN Walisongo, Semarang, Kamis (17/11/2022). (Twitter/@uinwsfess)
Features

Tindak Lanjut Korban Pohon Tumbang di FDK Masih Menjadi Tanda Tanya

by Redaksi SKM Amanat
18 November 2022
0

...

Read more
NU Backpacker Ungaran memperingati ulang tahun pertamanya di Vanaprastha Camp Area yang terletak di antara kawasan Candi Gedong Songo Bandungan, Kabupaten Semarang. (Doc. Sigit Aulia Firdaus)

Menyatu dengan Alam Ala NU Backpacker Ungaran

10 Desember 2020
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sedang berkunjung di Svarga Bumi,Magelang. (Doc.Ist)

Ketika Sawah Disulap Jadi Destinasi Wisata

31 Agustus 2020
Soesilo Toer saat ditemui Kompas.com di rumahnya di Jalan Sumbawa Nomor 40, Kelurahan Jetis, Kabupaten Blora, Jawa Tengah

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan

Mengintip Pataba, Perpustakaan Keluarga Toer di Blora

16 Februari 2020
Suasana Pantia Greweng (Dok. Istimewa)

Menikmati Eksotisme Pantai Greweng yang Penuh Misteri

12 Januari 2020

ARTIKEL

  • All
  • Kolom
  • Mimbar
  • Rak
  • Sinema
  • Opini
Syaifuddin Zuhri, Implementasi sifat Rasulullah, UIN Walisongo

Implementasi Sifat Rasulullah guna Raih Integritas dan Sinergitas

24 Maret 2023
Ahmad Nuryanto, Investor Gathering

Ahmad Nuryanto Ungkap Tips Agar Bisa Berinvestasi di Saat Resesi

13 Maret 2023
Allison F. McKee dari US Embassy

UIN Walisongo Tanda Tangani MoU Bersama Pihak US Embassy 

6 Maret 2023
Mohamad Arja Imroni sang juara stand up comedy Dies Natalis UIN Walisongo

Perdana Ikut Stand up Comedy, Mohamad Arja Imroni Raih Juara 1

3 Maret 2023
Load More
Amanat.id

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Navigasi

  • Tentang Kami
  • Media Partner
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi

Ikuti Kami

  • Login
  • Warta
    • Varia Kampus
    • Indepth
    • Seputar Ngaliyan
    • Regional
    • Nasional
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
  • Artikel
    • Esai
    • Opini
    • Mimbar
    • Kolom
    • Rak
    • Sinema
  • Milenial
    • Kesehatan
    • Teknologi
    • Melipir
  • Sosok
  • Akademik
  • Lainnya
    • Epaper
      • Tabloid Amanat
      • Soeket Teki
      • Buletin Amanat
      • Bunga Rampai
    • Ormawa
    • Jejak Amanat
No Result
View All Result

Copyright © 2012-2024 Amanat.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Send this to a friend