Amanat.id- Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang menggelar acara Lokakarya Imsakiyah Ramadhan 1444 Hijriyah/2023 Masehi di Gedung Teater Lantai 2 Planetarium dan Observatorium Kampus 3, Selasa (14/02/2023).
Acara pada hari ini menghadirkan Wakil Dekan (WD) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), Ahmad Izzudin dan Dosen FSH, Slamet Hambali sebagai pemateri.
Ahmad Izzudin menyampaikan bahwa Nahdatul Ulama (NU) sudah menerbitkan kriteria baru terkait penetapan awal Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
“NU membuat kriteria umum tentang penetapan yaitu Qath’i Rukyah dan Imkanur Rukyah,” ujar Izzudin.
Ia pun menjelaskan perbedaan Imkanur Rukyah dengan Qath’i Rukyah.
“Imkanur rukyah yaitu apabila hilal tidak bisa dilihat sebab mendung, maka kita melakukan isti’mal,” jelasnya.
Menurut Izzudin, kriteria baru ini ada karena kendala cuaca.
“Adanya kriteria baru ini disebabkan karena sering terjadi kendala cuaca sehingga hilal tidak terlihat,” tambahnya.
Slamet Hambali mengatakan bahwa penetapan hari puasa dan lebaran dapat diprediksi dengan perhitungan singkat.
“Tanggal awal Ramadhan tahun 1444 H ini dapat kita perkirakan dengan perhitungan singkat, di mana setelah dihitung-hitung akan jatuh pada tanggal 23 Maret 2023,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini dapat dipelajari melalui Ilmu Hisab
“Ilmu untuk mengetahui perhitungan penanggalan itu ada di Ilmu Hisab, di mana matahari untuk menentukan penanggalan Masehi dan Qomar untuk Hijriyah,” ucap Slamet.
Reporter: Wulandari
Editor: Revina