
Amanat.id- Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo bersama Forum Silaturahmi Antar Daerah (FORSIDA) mengadakan acara Nusantara Culture Festival dengan tema “Cara Asyik Mencintai Budaya Indonesia” di lapangan Kampus 3, Kamis (25/05/2023).
Terdapat 15 Organisasi Daerah (Orda) yang berpartisipasi dalam acara tersebut. Para orda membuka stan untuk mengenalkan makanan, minuman, dan suvenir khas daerah masing-masing.
Bagi kalian yang ingin mengetahui apa saja yang disajikan oleh tiap-tiap orda dalam acara Nusantara Culture Festival, berikut penjelasannya:
Ikatan Mahasiswa Bangka Belitung (IMABABEL)

Orda Bangka Belitung menyajikan makanan khas berupa camilan getas. Camilan tersebut terbuat dari ikan dengan rasa yang gurih.
“Camilan ini terbuat dari seratus persen ikan asli yang memiliki rasa gurih-gurih enak,” ucap Penanggung Jawab (PJ) stan IMABABEL, Zufriyadi.
Ia pun berharap dengan adanya acara Nusantara Culture Festival, orda Bangka Belitung semakin dikenal.
“Kami harap dengan diadakannya acara ini, orda kami yang terbilang kecil dapat menjadi ternama di Semarang, khususnya UIN Walisongo,” tuturnya.
Ikatan Mahasiswa Jawa Timur (IKAJATIM)

IKAJATIM berusaha untuk memadukan makanan tradisional berupa pecel dengan campuran buah-buahan segar. Makanan ini diberi nama rujak pecel.
Dika selaku PJ stan IKAJATIM, menjelaskan alasan memilih rujak pecel untuk disajikan.
“Konsep pecel yang kita padukan dengan buah-buahan ini agar pecel tetap eksis,” ucapnya.
Himpunan Mahasiswa Bumi Rafflesia (HIMAMIRA)

Orda Bengkulu menyajikan tempoyak sambal durian yang merupakan olahan dari buah durian yang difermentasi selama beberapa hari.
“Sambal durian atau sambal tempoyak merupakan fermentasi dari olahan buah durian selama beberapa hari,” jelas Iqbal, salah satu mahasiswa asal Bengkulu.
Tak hanya itu, ada juga olahan campur teri, kopi jempol, dan teng-teng pada stan HIMAMIRA.
Iqbal mengatakan bahwa acara tersebut adalah upaya untuk mencintai budaya masing-masing daerah.
“Acara ini merupakan bentuk kecintaan terhadap budaya sendiri,” ujarnya.
Himpunan Mahasiswa Jawa Barat (HMJB)

Orda Jawa Barat menyajikan makanan khas berupa ketoprak yang berasal dari daerah Betawi. Olahan ketoprak sendiri terbuat dari ketupat, mie putih, dan tauge dengan campuran bumbu kacang.
Himpunan Mahasiswa Sumatera Utara (HIMSU)

Mie gomak adalah sajian yang dipamerkan oleh mahasiswa Sumatera Utara. Mie bertekstur kenyal dengan ukuran lebih besar dari biasanya tersebut divariasikan ke dalam dua macam, yaitu goreng dan berkuah.
Cara penyajian dengan digomak (dijumput oleh tangan) adalah asal muasal dinamai mie gomak.
Ikatan Mahasiswa Lamongan (IKAMALA)
Orda Lamongan menyajikan minuman bernama legen. Legen terbuat dari sari pohon siwalan atau yang dikenal dengan pohon lontar. Selain itu, ada juga penyetan yang menjadi sajian selanjutnya.
Ikatan Mahasiswa Tegal (IMT)
Mahasiswa Tegal menyajikan makanan khas yaitu olos tegal. Olos merupakan olahan tepung sejenis gorengan bulat yang memiliki isian kembang kol.
Tak lengkap jika hanya makanan, Orda Tegal juga menyajikan minuman bernama teh poci yang diambil dari nama simbol kabupaten tegal yaitu Tugu Poci.
“Diberi nama teh poci sebab minuman khas tegal ini diambil sesuai dengan simbol kabupaten Tegal yaitu Tugu Poci,” ucap PJ stan IMT, Damale.
Ia pun turut menyampaikan harapan terhadap acara Nusantara Culture Festival 2023.
“Harapan saya, warga UIN Walisongo Semarang tahu akan budaya masing-masing daerah, mulai dari tari tradisional sampai makanan dan minumannya,” ucapnya.
Sedulur Mahasiswa Cilacap (SEMACI)
Ketika mengunjungi stan mahasiswa Cilacap, anda akan menjumpai soto ngapak. Soto ngapak memiliki perbedaan dengan soto lainnya, yaitu disajikan tanpa nasi dan kuah yang berwarna kecoklatan.
“Keunikan soto ngapak ini selain tanpa nasi juga memiliki warna kuah kecoklatan. Di sini (red. Semarang) biasanya bening,” ucap PJ stan SEMACI, Syaugi.
Rumpun Pelajar Mahasiswa Riau-Semarang (RPMR’S)

Orda Riau menyajikan makanan khas berupa roti jala mak limah biadab dan es laksamana mangamuk.
“Sebenarnya untuk makanan hanya roti jala saja, cuma kita tambah mak limah biadab karena rasanya mengocek kantong gitu. Lalu, laksmana mangamuk diambil dari nama raja,” ucap salah satu mahasiswa Riau, Arya.
Keluarga Mahasiswa Batang Semarang (KMBS)
Orda Batang menyajikan makanan khas berupa camilan ringan seperti usus goreng, bakso goreng, emping dan keripik kulit melinjo.
Ikatan Mahasiswa Pelajar Pemalang (IMPP)
Orda Pemalang menyajikan makanan khas berupa camilan ogel-ogel, kerupuk keyel-keyel, dan biting-bitingan. Keunikan dari camilan tersebut terdapat pada proses pembuatannya.
“Proses pembuatan camilan ini bukan digoreng dengan minyak melainkan disangrai diatas pasir,” ucap PJ stan IMPP, Erika.
Ikatan Mahasiswa Minang Semarang (IKAMMI)
Ketika menghampiri stan mahasiswa Minang, maka anda akan langsung disuguhkan dengan beberapa makanan khas daerah Minang, seperti sate padang, kerupuk mie, dan tahu goreng.
Ikatan Mahasiswa Semarang (IKANMAS)
Orda Semarang menyajikan lumpia dan es degan. Lumpia yang menjadi ciri khas Semarang memiliki tekstur renyah dan basah dengan isian rebung dan isian lain.
Adapun es degan ialah minuman yang terbuat dari air kelapa alami.
Ikatan Silaturahmi Mahasiswa Ronggolawe (ISMARO) Tuban

Orda Tuban menyajikan makanan khas berupa siwalan atau yang lebih kenal dengan buah lontar.
Ahmad selaku PJ stan ISMARO berharap dengan diadakannya acara ini, kelestarian makanan daerah dapat terjaga.
“Semoga acara ini terus berjalan dan berkembang setiap tahunnya, mengingat budaya di Indonesia itu ada banyak, biar terjaga aja,” ucapnya.
Keluarga Mahasiswa Pelajar Lampung Semarang (KAMAPALA)

Bukan makanan maupun minuman, Orda Lampung menyuguhkan suvenir yang dibalut dengan tapis. Tapis sendiri merupakan tenunan kain yang terbuat dari kapas.
Selaku PJ stan, Rizal berharap dapat mengenalkan budaya dan suvenir dari Lampung.
“Semoga menjadi langkah awal pengenalan budaya maupun suvenir dari Lampung,” ucapnya.
Nah itu tadi sajian dari ke-15 stan orda UIN Walisongo dalam acara Nusantara Culture Festival 2023.
Reporter: Rio Ramadhan
Editor: Revina